Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Pasar Baru, Jember
Tokoh Terkait
JHUR Jadi Ajang Curhat Rakyat Jember kepada Bupati Hendy
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Jember (beritajatim.com) – Kegiatan Jember Hadir untuk Rakyat (JHUR) menjadi ajang curahan hati (curhat) masyarakat Kabupaten Jember, Jawa Timur, langsung kepada Bupati Hendy Siswanto. Paling banyak pengaduan soal infrastruktur.
JHUR adalah kegiatan kunjungan Bupati Hendy Siswanto dan jajaran birokrasi Jember ke kecamatan-kecamatan. Kegiatan ini sudah berlangsung di empat kecamatan dan dihadiri tokoh masyarakat setempat, yakni di Kecamatan Silo, Sumberjambe, Panti, dan Jombang.
“Tujuan JHUR ini adalah menyerap aspirasi dan mengoreksi apa yang sudah kami kerjakan. Apa yang sudah kami kerjakan setahun kemarin, apa yang kurang, kami mohon koreksi dari masyarakat. Juga pada 2022 ini apa yang harus kami lakukan,” kata Hendy.
Ternyata, lanjut Hendy, masalah yang disampaikan tidak sedikit. “Lumayan. Ini yang harus kita kerjakan bersama-sama. Kalau tidak, ya kerepotan juga, menambah persoalan,” katanya.
Hendy mencontohkan aspirasi guru tidak tetap dan pegawai tidak tetap di Jombang. “Terjawab sudah, GTT-PTT yang belum dapat SK (surat keputusan mengenai keberadaan mereka dari bupati) akan dilakukan penggantian. Banyak yang lulus tes P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) kan dulu punya SK. SK mereka akan diganti GTT-PTT yang belum dapat SK,” katanya.
Persoalan lampu lalu lintas juga diadukan ke bupati. “Traffic light di depan masjid Al Huda perlu dikaji dulu. Kebanyakan memang persoalan jalan di dusun-dusun yang tidak pernah disentuh perbaikan sama sekali. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah kita tidak masuk sampai ke situ,” kata Hendy.
APBD digunakan untuk memperbaiki jalan poros desa dan kecamatan. Sementara jalan di dusun-dusun diperbaiki dengan dana desa yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional. “Harapannya dari anggaran desa sendiri, baik dari dana desa maupun alokasi dana desa,” kata Hendy.
Namun anggaran dana desa yang bisa digunakan pemerintah desa berkurang, karena adanya ketentuan alokasi dari pemerintah pusat. “Tentunya kami akan melakukan ekspansi lagi, masuk ke dusun-dusun, dengan program pengecoran material baru. Kami akan lakukan dengan swakelola. Modelnya bekerjasama dengan warga,” kata Hendy.
“Jadi warga bergotong royong. Kalau tidak begini, tidak akan jadi-jadi. Material support dari kami pemkab, semen dari Pak Kades, tukang yang mengerjakan dari kades, molennya dari kades. Tenaga dari masyarakat. Itu baru bisa selesai. Pemkab Jember akan mendukung material beton utamanya, termasuk dengan angkutannya,” kata Hendy.
“Konsep ini yang mungkin akan kami terapkan untuk menyelesaikan jalan-jalan rusak secara cepat. Tadi disampaikan ada beberapa ruas jalan utama yang berguna untuk perekonomian dan belum tersentuh, yang ini perlu kerjasama seperti itu,” kata Hendy.
Masalah pembangunan pasar tingkat kecamatan juga disampaikan masyarakat. ]”Kami sangat senang ada usulan itu. Kami berharap kecamatan-kecamatan lain sama, karena kekuatan ekonomi kita pasar tradisional. Kami mendukung asalkan ada lahannya,” kata Hendy.
Nantinya, jika ada lahan untuk lokasi pasar, Hendy mengatakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember akan mendanai pembangunannya. “Mungkin bertahap, tidak langsung permanen full. Yang penting ada atapnya dulu dan pagar, ada penerangannya,” katanya.
“Saya berharap di seluruh kecamatan ada ide-ide seperti itu. Apalagi mungkin ada tanah-tanah negara yang mungkin belum disertifikatkan, kita bisa membantu itu. Atau syukur mungkin tanah kas desa, mungkin bisa dibikin (pasar) itu,” kata Hendy.
“Ini karena setiap kecamatan punya (produk) penghasilan luar biasa. Tadi ada jeruk Semboro dari Jepang, bukan dari Kecamatan Semboro. Kalau Kecamatan Jombang punya sentra pasar sendiri, luar biasa. Kami harap semangat camat dan para kepala desa serta masyarakat bisa timbul untuk membuat pasar-pasar baru,” kata Hendy. [wir/ted]
Sentimen: positif (99.9%)