Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Yogyakarta, Ngawi
Fasum PKL Ngawi Boro Senilai Miliaran Tak Terawat dan Rusak
Beritajatim.com Jenis Media: Politik
Ngawi (beritajatim.com) – Pembangunan fasilitas untuk pedagang kaki lima senilai Rp 8,6 miliar di Ngawi tak terawat dengan baik. Bangunan box take away untuk PKL itu dikeluhkan para pengunjung trotoar yang didesain mirip Malioboro Yogyakarta dan biasa disebut Ngawi Boro. Tempat tersebut terkesan rusak dan area parkir yang kurang memadai.
Banyak lampu yang sudah rusak, tempat promosi milik para pedagang juga tak terlihat karena tertutup dedaunan yang ada di pinggir trotoar. Begitupun area parkir yang sekenanya di atas trotoar sehingga terkesan semrawut.
”Sayang sekali jika sudah dibangun dengan dana miliar tetapi fasum justru tidak terawat. Banyak yang rusak terkesan tak terawat. Juga tidak didukung dengan area parkirnya. Karena kendaraan bebas parkir di trotoar dan sekenanya,” kaga Dita Indah (21) warga Desa/Kecamatan Padas, Ngawi, Selasa (7/3/2022).
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja (DPPTK) Ngawi Yusuf Rosyadi membenarkan untuk masa pemeliharaan untuk bangunan itu sudah habis. Kini sudah jadi tanggung jawab penuh pihaknya selaku satker yang mengelola fasilitas tersebut.
”Untuk perbaikan akan kami lakukan tahun ini karena tidak banyak yang mengalami kerusakan akan tetapi hanya beberapa spot saja,” katanya, Selasa (7/3/2022).
Jajaran box take away untuk pedagang kaki lima di trotoar Jalan Yos Sudarso Ngawi yang terkesan tak dirawat, Selasa (8/3/2022) (foto: Aris Purniawan for beritajatim.com)Dia menambahkan, untuk anggaran pemeliharaannya tahun ini hanya dianggarkan sebanyak Rp 25 juta dalam setahun ini. Pihaknya berasumsi tidak ada pemeliharaan yang dianggap berat. Sejauh ini, pihaknya sudah melakukan pemeliharaan pada tanaman saja. Disisi lain, sepinya tempat tersebut dipicu karena kondisi pandemi sehingga banyak pedagang yang tidak berjualan.
”Kedepannya rencananya sisi timur akan dibangun trotoar dan fasum untuk PKL juga. Tapi sampai saat ini masih belum ada kejelasannya,” pungkasnya. (fiq/ted)
Sentimen: negatif (76.2%)