Sentimen
Negatif (100%)
24 Nov 2022 : 23.11
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kasus: homoseksual, nepotisme, korupsi, pelecehan seksual

Tokoh Terkait

Unggul dalam Pemilu Malaysia, 5 Fakta Menarik Sosok Anwar Ibrahim

24 Nov 2022 : 23.11 Views 15

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Unggul dalam Pemilu Malaysia, 5 Fakta Menarik Sosok Anwar Ibrahim

AKURAT.CO Kursi Perdana Menteri Malaysia hingga saat ini masih belum pasti siapa yang akan mendudukinya. Hal tersebut juga menyeret nama Anwar Ibrahim yang juga ikut dalam Pemilu Malaysia yang digelar pada Sabtu 19 November 2022 lalu. Dalam pemilu tersebut ada dua kandidat yakni Anwar dan Muhyiddin Yassin.

Meski Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al Sultan Abdullah belum memutuskan siapa yang akan menjadi Perdana Menteri Malaysia, namun Anwar tetap optimis. Anwar yang didukung oleh Pakatan Harapan telah memiliki 82 kursi. Sementara dari Parikatan Nasional yang mengusung Muhyiddin Yassin berhasil mengamankan 73 kursi.

Namun untuk membentuk pemerintahan, mereka harus mendapat 112 kursi di parlemen. Hal itu membuat Raja Malaysia turun tangan dan menentukan siapa yang bakal menjadi Perdana Menteri Malaysia selanjutnya.

baca juga:

Menjadi salah satu kandidat PM Malaysia, siapakah Anwar Ibrahim. Berikut fakta menarik Anwar Ibrahim yang telah dihimpun Akurat.co dari berbagai sumber.

1. Terjun ke dunia politik sejak masih muda 

Dunia politik bukanlah hal yang baru bagi Anwar. Pasalnya, pria yang kini berusia 75 tahun sudah berpengalaman menjadi aktivis sejak di bangku kuliah. Pada tahun 1968-1971, ia dipercaya sebagai Ketua Persatuan Mahasiswa Muslim Malaysia. Dalam waktu yang sama, ia juga didapuk sebagai Ketua Persatuan Bahasa Melayu Universiti Malaya. Pada tahun 1971, Anwar menjadi anggota komite provinsi Gerakan Pemuda Malaysia. Pada saat yang sama, ia juga terpilih sebagai Ketua II Dewan Pemuda Malaysia.

Bahkan, ayah 1 putri ini pernah dipenjara lantaran memimpin demonstrasi mahasiswa memprotes kemiskinan dan kelaparan di pedesaan. Demonstrasi ini dipicu laporan satu keluarga di Baling, Kedah, meninggal akibat kelaparan. Namun, laporan ini terbukti palsu dan Anwar harus mendekam di Rumah Tahanan Kamunting selama 20 bulan.

2. Karier politiknya melejit di era pemerintahan Mahathir 

Tak hanya terjun ke politik saat mahasiswa, suami Wan Azizah Wan Ismail ini juga bergabung dengan United Malays Naational Organisation (UMNO) pimpinan Mahathir Mohamad. Pada saat itu, Mahathir sudah menjadi perdana menteri. Tak disangka, karier politiknya melejit sejak saat itu.

Pada mulanya, Anwar ditunjuk sebagai menteri kebudayaan, pemuda, dan olahraga di tahun 1983. Setahun kemudian, ia dipindah menjadi menteri pertanian. Kemudian pada tahun 1986 ia menjabat sebagai menteri pendidikan dan menduduki jabatan sebagai menteri ekonomi di tahun 1991.

Di saat menjadi menteri ekonomi inilah kemakmuran pertumbuhan ekonomi Malaysia mengalami perkembangan sangat pesat. Berkat prestasinya itu, ia didapuk sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia pada tahun 1993.

3. Hubungan dengan Mahathir memanas 

Begitu menjadi wakil perdana menteri, hubungan antara Anwar dan Mahathir justru memanas. Pasalnya, keduanya kerap berbeda pandangan dalam mengelola pemerintahan. Anwar kerap mengambil langkah radikal yang bertentangan dengan kebijakan Mahathir. Terlebih lagi, ia mengkritik budaya nepotisme dan kroniisme di dalam UMNO yang membuat Mahathir geram. Nepotisme dan kroniisme ini pun dituding Anwar sebagai biang terjadinya korupsi dan penyelewengan dana di Malaysia.

Kondisi tersebut diperparah dengan terjadinya Krisis Moneter Asia di tahun 1997. Saat itu, Anwar masih merangkap sebagai menteri keuangan. Tak tanggung-tanggung, ia berani memotong APBN sebesar 18 persen, memotong gaji menteri, menunda mega proyek yang jadi landasan strategi pengembangan Mahathir.

4. Tersandung skandal sodomi 

Karier politik Anwar harus terganjal ketika sebuah buku berjudul '50 Alasan Mengapa Anwar Tak Bisa Menjadi Perdana Menteri' yang ditulis Khalid Jafri beredar. Mantan editor surat kabar Utusan Malaysia itu, Anwar dituduh sebagai homoseksual dan melakukan korupsi. Penulis buku itu pun diseret ke meja hijau karena menyebarkan berita hoaks. Namun, polisi juga menginvestigasi kebenaran tuduhan dalam buku tersebut.

Akibatnya, Anwar dipecat dari kabinet dengan alasan sedang diselidiki dalam kasus sodomi. Parahnya lagi, ia ditahan tanpa diadili di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri yang kontroversial. Selama proses persidangan, semua bukti memberatkan posisinya. Namun, Anwar tetap membantah tuduhan tersebut. Ia menuding ada pihak-pihak yang sengaja merekayasa bukti untuk menjebaknya.

Pengadilan Tinggi pun menjatuhi vonis 6 tahun penjara untuk tuduhan korupsi dan 9 tahun penjara untuk tuduhan sodomi. Namun, usai mendapat tekanan dari Amnesty International, Mahkamah Agung Malaysia mencabut semua dakwaan terhadap Anwar dan membebaskannya pada tanggal 2 September 2004.

5. Dijanjikan menjadi Perdana Menteri Malaysia berikutnya 

Meski pernah tersingkir dari dunia politik Malaysia, Anwar akhirnya kembali ke parlemen pada tahun 2008. Tak tanggung-tanggung, ia menjadi pemimpin oposisi melawan Najib Razak yang saat itu menjadi perdana menteri. Malangnya, ia kembali terganjal kasus pelecehan seksual di tahun 2008 dengan tuduhan telah menyodomi salah satu ajudannya. Namun, ia bebas dari tuduhan tersebut di tahun 2012.

Dua tahun kemudian, Pengadilan Tinggi membatalkan pembebasan tersebut dan menjatuhi hukuman kepada Anwar 5 tahun penjara. Vonis ini pun diperkuat keputusan Pengadilan Federal Malaysia sehingga Anwar harus mendekam di Rumah Tahanan Sungai Buloh, Selangor, dan baru menghirup udara bebas pada 16 Mei 2018.

Setelah jatuh bangun di dunia politik, Mahathir meminta dukungannya saat kembali mencalonkan diri sebagai perdana menteri di tahun 2018 lalu. Awalnya, pria kelahiran Penang ini enggan lantaran Mahathir pernah menyingkirkannya dalam kasus sodomi pertamanya. Namun, karena Mahathir bertekad memperbaiki sistem politik yang porak poranda akibat korupsi, Anwar akhirnya mau berbaikan dengan Mahathir. Berkat dukungan Anwar, Mahathir berhasil menjadi orang nomor satu dalam pemerintahan Malaysia dan berjanji menjabat hanya selama 1-2 tahun untuk kemudian diserahkan kepada Anwar Ibrahim.

Saat ini Anwar Ibrahim tengah menunggu keputusan Raja Abdullah siapakah yang akan menduduki kursi pemimpin pemerintahan Malaysia selanjutnya. []

Sentimen: negatif (100%)