'Dewa Perang' Ini Sukses Pukul Rusia Dari Ukraina
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - HIMARS M142 atau Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi disebut sebagai dewa perang baru. Sistem buatan Amerika Serikat (AS) menjadi aktor dalam kekuatan militer Ukraina yang berhasil memukul mundur Rusia melalui serangan balasan.
Baik Ukraina dan pejabat AS mengklaim Rusia gagal menghancurkan HIMARS, meski Moskow berkata sebaliknya. Sistem itu disebut tepat dan sangat kuat secara fisik.
"Mereka sangat tepat dan sangat kuat secara fisik, enam atau 12 roket ini jauh lebih tebal dan jauh lebih masif daripada yang ditembakkan Rusia, GRAD dan SMERCH, dan sistem lainnya. Dan yang terpenting, memiliki jangkauan panjang."
Pihak NATO mengharapkan senjata canggih seperti HIMARS bisa membantu menghentikan potensi serangan yang dilancarkan oleh Rusia.
HIMARS juga dengan cepat menjadi pilihan sejumlah negara. Misalnya Lithuania telah mengamankan sistem itu pada pekan lalu dengan penjualan delapan sistem oleh AS senilau US$495 juta.
Pada Juli dan Oktober, Estonia dna Latvia mengumumkan rencananya membeli enam sistem. Polandia juga telah menyetujui kesepakatan pertamanya pada 2018 dengan 20 sistem.
Polandia juga punya keinginan menambah HIMARS. Namun karena ada kekhawatiran waktu pengiriman, negara tersebut akhirnya mencari sistem Chunmoo dari Korea Selatan.
"HIMARS sekarang adalah 'dewa perang' yang baru," kata Mark Voyger, mantan penasihat khusus urusan Rusia dan Eurasia untuk komandan Angkatan Darat AS, dikutip dari Newsweek, Minggu (20/11/2022).
"Ini telah membuktikan efisiensinya dan ini adalah pertama kalinya HIMARS digunakan dalam jumlah seperti itu, terutama melawan angkatan bersenjata negara lain".
Sebelumnya, para pemimpin regional mencela konsep tripwire dari NATO. Konsep itu membuat negara Baltik menjadi sistem peringatan dini jika ada perang Rusia ke Eropa Timur.
Namun situasi menjadi buruk setelah serangan pada Februari lalu. "Situasi keamanan di sayap timur NATO dengan cepat memburuk setelah serangan kedua Rusia di Ukraina Februari ini," kata Presiden Yayasan Keamanan Baltik, Olevs Nikers, kepada Newsweek.
[-]
-
Ukraina Gempur Rusia Pakai Senjata dari AS, Begini Hasilnya(npb/npb)
Sentimen: negatif (80%)