Sentimen
Positif (99%)
21 Nov 2022 : 05.33
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Purwakarta, Palangkaraya

Sosok Tjilik Riwut, Pahlawan Nasional yang Cetuskan Perpindahan Ibu Kota

21 Nov 2022 : 12.33 Views 1

Sindonews.com Sindonews.com Jenis Media: Nasional

Sosok Tjilik Riwut, Pahlawan Nasional yang Cetuskan Perpindahan Ibu Kota

loading...

Tjikik Riwut adalah koamandan pasukan MN 1001 yang berhasil melaksanakan operasi terjun payung pertama kali dalam sejarah TNI pada 17 Oktober 1947. Foto/ist

JAKARTA - Tjilik Riwut, nama tenar ini disematkan pada bandara, jalan, dan sekolah kepolisian di Palangkaraya, Kalimantan Tengah . Dari situ, bisa diketahui Tjilik Riwut adalah figur penting dan panutan bagi masyarakat Kalimantan, khususnya Suku Dayak.

Ya, Tjilik Riwut adalah Pahlawan Nasional asal Kasongan, Kalimantan Tengah yang ditetapkan melalui SK Presiden RI No. 108/TK/Tahun 1998 pada 6 November 1998. Gelar merupakan penghargaan atas perjuangannya pada masa kemerdekaan dan pengabdiannya dalam membangun Kalimantan Tengah.

Lahir pada 2 Februari 1918, Tjilik Riwut dikenal sebagai putra dayak yang berperan besar pada upaya mencapai kemerdekaan dan pembangunan Indonesia. Sering dijuluki sebagai ‘orang hutan’ karena beliau lahir dan besar di belantara Kalimantan.

Baca juga: 5 Tokoh Muhammadiyah Bergelar Pahlawan Nasional

Meski begitu, Tjilik sangat menjunjung tinggi tanah leluhurnya dan bangga mengakui dirinya adalah orang Kalimantan. Tak heran ia pernah tiga kali mengelilingi Pulau Kalimantan hanya dengan berjalan kaki dan naik rakit.

Setelah lulus dari sekolah dasar, Tjilik melanjutkan pendidikan ke bidang kesehatan, yakni Sekolah Perawat di Purwakarta dan Bandung, Jawa Barat. Lalu, beliau diterjunkan kembali ke tanah asal, Kalimantan untuk melaksanakan misi Pemerintah Republik Indonesia oleh Pangeran Muhammad Noor selaku Gubernur Borneo. Namun, karena satu dan lain hal beliau tidak menerima suruhan tersebut.

Perjuangannya dimulai saat mengikuti rombongan ekspedisi dari pulau Jawa ke Kalimantan untuk membentuk barisan perjuangan di daerah yang sangat luas, rombongan tersebut mencari cara agar dapat berkomunikasi dengan berbagai suku di pelosok Kalimantan, salah satunya suku Dayak, guna menyatukan persepsi rakyat agar dapat menggalang persatuan dan kesatuan.


Tjilik Riwut bersama Presiden Soekarno. Foto/ist

Saat itu, Tjilik memimpin pasukan MN 1001 dan berhasil melaksanakan operasi terjun payung pertama kali dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pada 17 Oktober 1947. Peristiwa itulah yang di kemudian hari ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI-AU.

Tjilik yang berpangkat Mayor TNI dan Marsekal Pertama Kehormatan TNI-AU, berhasil berjuang untuk mewakili 185 ribu rakyat, 142 Suku Dayak, 145 kepala kampung, 12 kepala adat, 3 panglima, 10 patih, serta 2 tumenggung dari berbagai pedalaman Kalimantan.

Sentimen: positif (99.9%)