Sentimen
Korban gagal ginjal sesalkan penarikan obat sirop lambat
Alinea.id Jenis Media: News
Safitri menilai, benang merah dari pasien-pasien gagal ginjal akut pada periode berbeda tersebut adalah kondisi demam dan penurunan produksi urine.
"Kenapa Kemenkes-IDAI enggak rising awareness terkait penyakit yang mengarah ke penyakit tertentu, seperti kencing berkurang setelah demam? Karena itu, kan, akut, ya, perburukannya per hari," tutur Safitri.
Adanya konsumsi obat sirop parasetamol oleh pasien, yang kemudian terungkap masuk dalam daftar obat tercemar senyawa etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) di atas ambang batas, kian menguatkan pendapat Safitri tentang gagal ginjal akut merebak akibat kelalaian dan lambatnya mengidentifikasi kasus.
"Obat sediaan sirop yang kami konsumsi awalnya dinyatakan aman, tapi selang seminggu, itu dirilis baru menyusul yang tidak aman. Itu apa namanya kalau bukan gegabah? Apa namanya kalau bukan abai?" ucap dia.
Dia juga terkejut atas tersedianya obat penawar atau antidotum berupa fomepizole yang didatangkan dari luar negeri, 18 Oktober 2022. Sementara, anaknya telah meninggal dunia sebelum mendapatkan terapi obat penawar tersebut.
Safitri menambahkan, dirinya dan para orang tua pasien gagal ginjal akut kurang terinformasi terhadap kondisi anak-anak mereka. Terlebih, saat itu dikabarkan belum ada protokol penanganan sehingga hanya dilakukan support treatment untuk para pasien.
"Ketika anak saya berpulang tanggal 15 Oktober, itu ada kabar tanggal 18 [Oktober] mau datang antidotum dan kita kaget, kok, ada antidotumnya? Saya sayangkan kenapa tidak dari awal ada, data berbeda-beda, waktu berbeda-beda, kenapa harus menunggu lama?" paparnya.
Safitri pun meminta pihak-pihak yang terkait dalam kasus ini segera bertanggung jawab. Selain itu, mendorong adanya penelitian lanjutan terkait gagal ginjal akut maupun cemaran senyawa kimia berbahaya dalam produk obat.
"Bukan tidak mungkin akan terjadi hal serupa jika tidak diperbaiki sistemnya, pengawasannya. Mungkin saja terjadi lagi kalau masih seperti ini, semuanya saling lempar," tukas Safitri.
Sentimen: negatif (99.9%)