Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Institusi: Universitas Indonesia, MUI
Kab/Kota: Jember, Jati, Cirebon, Kalideres
Kasus: penistaan agama
Tokoh Terkait
5 Sekte Apokaliptik yang Pernah Ada di Indonesia, Ajaran Aneh Hingga Makan Korban Jiwa
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT – Istilah sekte apokaliptik mendadak menjadi perhatian masyarakat usai kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, dikaitkan dengan aliran sesat tersebut.
Bukan tanpa alasan, empat korban tewas di sebuah rumah di Kalideres ditemukan dalam kondisi lambung kosong diduga karena tidak makan selama berhari-hari.
Padahal kondisi rumah dan ekonomi satu keluarga di Kalideres terbilang berkecukupan seperti diungkap oleh keluarga inti korban.
Baca Juga: Polisi Jawab Kaitan Keluarga Tewas di Kalideres dengan Aliran Jainisme dan Sekte Apokaliptik
Adalah, seorang pakar Krimolog Universitas Indonesia, Andrianus Meliala menduga bahwa kematian satu keluarga di Kalideres terkait dengan ajaran atau sekte tertentu.
Menurutnya, sekte tertentu tersebut berkaitan dengan sekte kiamat atau apokaliptik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sekte didefinisikan sebagai kelompok orang yang mempunyai kepercayaan atau pandangan agama yang berbeda dengan pandangan agama yang lazim pada umumnya.
Sementara itu, sekte apokaliptik atau sekte kiamat merupakan paham yang mendasarkan keyakinannya bahwa kiamat akan segera terjadi dalam waktu dekat.
Baca Juga: Mengulik Sekte Apokaliptik yang Menyebabkan Penganutnya Menjual Seluruh Harta hingga Bunuh Diri Massal
Ternyata, sekte apokaliptik pernah terdeteksi beraktivitas di Indonesia. Simak selengkapnya.
Sekte Pondok Nabi
Pada 2003, polisi menggerebek sebuah rumah di Jawa Barat dan menangkap sekitar 283 orang anggota sekte apokaliptik yang bernama Pondok Nabi.
Penangkapan tersebut dilakukan karena pihak kepolisian mendapati laporan akan dilakukannya ritual bunuh diri anggota kelompok sekte tersebut.
Pemimpin sekte tersebut yakni Mangapin Sibuea mengaku menjadi juru selamat untuk mengangkat pengikutnya dari kiamat yang akan segera terjadi.
Dalam keyakinan sekte Pondok Nabi, kiamat akan terjadi setelah anti-Kristus menguasai dunia pada 10 November 2003.
Baca Juga: Geger Temuan Sekte Baru Pemakan Tinja hingga Kulit Mati Manusia, Sebut Pemimpinnya Bapak Segala Agama
Sekte Kerajaan Lia Eden
Lia Aminudin alias Lia Eden adalah pemimpin sekte apokaliptik yang mungkin paling dikenal di Indonesia.
Pada era 2000an, sekelompok orang yang dipimpin Lia Eden meresmikan nama Salamullah sebagai agama baru mereka.
Lia Eden sendiri mengaku menjadi perantara Malaikat Jibril untuk menyampaikan risalah baru mengenai akhir dunia.
Akan tetapi pada Desember 1997, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan bahwa kelompok Salamullah sebagai kelompok sesat.
Sekte Padepokan Tunggal Jati Nusantara
Pada Februari 2022, publik Indonesia dihebohkan dengan tewasnya 11 orang di Pantai Payangan akibat sebuah ritual sekte sesat.
Dalam proses ritual maut itu, 13 orang selamat termasuk pemimpin sekte yakni Nur Hasan ditetapkan sebagai tersangka.
Fakta pun terungkap bahwa Nur Hasan merupakan pemimpin sekte Padepokan Tunggal Jati Nusantara yang menggabungkan keyakinan sinkretis antara kepercayaan Jawa dengan Islam.
Dalam keyakinannya, untuk menghadapi hari akhir harus dilakukan pembersihan jiwa di Pantai Payangan Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Sekte Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)
Nama Ahmad Musadeq pernah menggegerkan publik Indonesia pada era 2016 lantaran mengaku sebagai nabi.
Melalui organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Ahmad Musadeq mengklaim bahwa sekte keyakinannya telah memiliki 55.000 anggota di seluruh Indonesia.
Pada 2017, Ahmad Musadeq divonis 5 tahun penjara atas tuduhan penistaan agama dan pengikutnya mendapatkan persekusi yang cukup keras di tengah masyarakat.
Dalam keyakinan, Ahmad Musadeq merupakan nabi terakhir yang membimbing umat menuju hari akhir atau kiamat yang akan terjadi dalam waktu dekat.
Sekte Surga Adn
Sekte Surga Adn menghebohkan publik Indonesia setelah pemimpinnya Ahmad Tantowi menyatakan bahwa pengikut ajarannya tidak perlu melaksanakan shalat.
Aliran tersebut berkembang di Desa Pamengkang, Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon pada era 2009an yang lalu.
Salah satu ajaran yang paling meresahkan masyarakat adalah bahwa pemimpin sekte boleh menggauli istri para pengikutnya.
Akibatnya, Ahmad Tantowi bersama dengan 9 orang pengikut ditangkap pada 2010 karena terbukti sesat.***
Sentimen: negatif (99.9%)