Sentimen
Positif (50%)
18 Nov 2022 : 14.32
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Institusi: Griffith University, Griffith University Australia

Kasus: covid-19

Subvarian Baru Omicron Disebut Turunkan Antibodi, Pemerintah Diminta Pertimbangkan Vaksin Dosis 4

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

18 Nov 2022 : 14.32
Subvarian Baru Omicron Disebut Turunkan Antibodi, Pemerintah Diminta Pertimbangkan Vaksin Dosis 4

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, munculnya berbagai subvarian Omicron mampu melemahkan antibodi tubuh.

Menurutnya, baik antibodi yang dihasilkan infeksi virus corona maupun vaksin Covid-19 berpotensi menurun akibat banyaknya varian turunan dari Omicron ini.

"Makin ke sini turunan Omicron ini makin pintar dan bisa menurunkan antibodi, proteksi, entah dari infeksi maupun vaksinasi," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (17/11/2022).

"Ini tren yang mengkhawatirkan sebenarnya karena akan berpotensi mengurangi efektivitas vaksin ke depan, walaupun saat ini masih cukup efektif walau sudah terjadi penurunan," lanjutnya.

Baca juga: UPDATE 17 November: Capaian Vaksinasi Covid-19 Booster Dosis Ketiga Hanya 28,11 Persen

Kendati demikian, Dicky mengatakan, vaksin masih terbilang efektif untuk mencegah keparahan Covid-19. Vaksin juga mampu mengurangi risiko kematian pada pasien virus corona.

Oleh karenanya, meski tingkat perlindungan yang diberikan vaksin menurun, masyarakat tetap didorong untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster.

Bahkan, menurut Dicky, vaksin booster dosis kedua atau vaksinasi dosis keempat perlu dipertimbangkan pemerintah.

Lansia, masyarakat dengan penyakit bawaan atau komorbid, serta individu yang pernah terinfeksi virus corona lebih dari satu kali dapat diprioritaskan sebagai penerima vaksin booster dosis kedua.

"Pemberian booster, baik itu booster pertama atau booster kedua ketika memang sudah eligible (memenuhi syarat), artinya sudah lebih dari lima bulan atau lebih sejak dosis sebelumnya, itu tetap penting diberikan," ujarnya.

Baca juga: Covid-19 Naik Lagi di Indonesia, Perlukah Kembali WFH?

Menurut Dicky, kenaikan kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir tidak hanya disebabkan oleh subvarian baru Omicron, tetapi juga mobilitas masyarakat yang tinggi, lemahnya deteksi kasus, penurunan protokol kesehatan, dan buruknya cakupan vaksinasi booster.

Dia menduga, angka kasus yang dicatat oleh Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 saat ini jauh lebih sedikit dari kasus sebenarnya di masyarakat. Bahkan, sangat mungkin kasus harian Covid-19 di Indonesia tembus angka 50.000.

Diprediksi, tren kenaikan Covid-19 masih akan berlangsung beberapa waktu ke depan, bahkan hingga akhir Januari 2023. Apalagi, sebentar lagi Indonesia bakal menghadapi libur panjang Natal dan Tahun Baru.

"Sangat mungkin naik hingga Januari 2023, karena juga saat ini gelombang yang terjadi disebabkan lebih dari satu subvarian," kata Dicky.

Melihat situasi ini, pemerintah pun diminta lebih tegas menerapkan protokol kesehatan di masyarakat. Laju vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster juga harus terus dipercepat.

"Strategi WFH (work from home) tetap diperlukan terutama untuk jenis pekerjaan yang bisa remote," kata peneliti keamanan dan kesehatan global itu.

Sebagaimana diketahui, kasus Covid-19 kembali mengalami peningkatan sejak Oktober 2022 imbas subvarian Omicron XBB, XBB.1, dan BQ.1.

Setelah beberapa bulan landai, belakangan, kasus harian Covid-19 di Tanah Air kembali melonjak melewati angka 5.000, bahkan 8.000 kasus.

Baca juga: Soal Vaksin Covid-19 Dosis 4 untuk Masyarakat Sipil, Kemenkes: Kami Kejar Dosis Ketiga Dulu

Data terbaru Satgas Covid-19 yang dirilis pada Kamis (17/11/2022) memperlihatkan, terjadi penambahan 7.822 kasus virus corona dalam sehari. Pada periode yang sama, ada 38 kasus kematian dan dan 5.264 pasien sembuh.

Angka ini menyebabkan penambahan 2.520 kasus aktif sehingga kini jumlahnya menjadi 60.471 kasus.

Merespons ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat agar selalu menggunakan masker, baik di dalam ruangan maupun saat berkerumun. Dia juga mengingatkan warga untuk segera vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi booster.

-. - "-", -. -

Sentimen: positif (50%)