Sentimen
Negatif (99%)
18 Nov 2022 : 06.05
Informasi Tambahan

Event: Perang Dunia II

Kab/Kota: Moskow

Kasus: pembunuhan

5 Daftar Sniper Wanita Paling Mematikan di Dunia, Ada yang Bunuh hingga 122 Orang

18 Nov 2022 : 06.05 Views 3

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Nasional

5 Daftar Sniper Wanita Paling Mematikan di Dunia, Ada yang Bunuh hingga 122 Orang

JAKARTA - Sniper atau penembak runduk identik dengan pasukan militer pria yang tegas dan berwibawa. Namun ada penembak runduk wanita yang memiliki rekor membunuh hingga ratusan jiwa. Mereka bisa disebut sebagai sniper wanita paling mematikan di dunia. Para penembak jitu wanita ini sudah ada sejak Perang Dunia II. Berikut daftar sniper wanita yang paling mematikan di dunia.

1. Lyudmila Pavlichenko

Lyudmila Pavlichenko adalah sniper Soviet yang bergabung dengan Tentara Merah selama Perang Dunia II. Sebelum menjadi penembak, Pavlichenko sebelumnya adalah pekerja sebagai penggiling di Pabrik Persenjataan Kiev. Kemudian ia memutuskan untuk mengembangkan minatnua pada senjata dan bergabung dengan klub menembak lokal di kotanya untuk berlatih.

Baca juga: Kisah Lyudmila Pavlichenko, Sniper Wanita Paling Mematikan yang Berjuluk Lady Death

Lyudmila Pavlichenko lahir di Tserkva, Ukraina, 12 Juli 1916. Selain andal dalam menembak, Pavlichenko juga mendapatkan gelar master pada tahun 1930-an. Pavlicheko memilih menjadi penembak dan meninggalkan pekerjaannya setelah lulus kuliah, yakni menjadi pengajar. Peristiwa Front Timur menjadi tempat 2 pembunuhan pertamanya. Kemudian di Perang Odessa, ia berhasil membunuh 187 jiwa. Total keseluruhan orang yang berhasil ditembak oleh Pavlichenko ada 309 orang.

Baca juga:  Rusia Gunakan Senapan Sniper Paling Mematikan di Ukraina, Jarak Nyaris 3.000 Meter

2. Charcoal (Arang)

Arang merupakan nama panggilan dari seorang penembak jitu wanita yang bergabung dengan Marinir Ukraina. Arang sendiri adalah nama samaran, sementara identitas aslinya dirahasiakan. Ia bergabung dengan Marinir Ukraina pada 2017 dan menghabiskan banyak waktu untuk melawan separatis pro-Rusia di Donetsk dan Luhansk. Arang mengakhiri karier militernya dengan pensiun pada tahun 2021 sebelum invasi Rusia. Kini ia bertugas di garis depan dengan Brigade Infanteri ke-35.

Baca Juga: Lifebuoy x MNC Peduli Ajak Masyarakat Berbagi Kebaikan dengan Donasi Rambut, Catat Tanggalnya!

3. Natalya Kovshova

Natalya Kovshova adalah penembak jitu asal Ufa, Rusia yang lahir pada 26 November 1920. Ia bergabung dengam Tentara Merah selama Perang Dunia II. Awalnya Kovshova memiliki rencana untuk bekerja di sebuah lembaga penelitian yang berbasis di Moskow. Namun rencananya tersebut ditunda karena Kovshova ingin mempersiapkan diri untuk bergabung dalam perang melawan agresi Jerman.

Setelah melakukan beberapa persiapan, Kovshova kemudian dikirim ke pasukan bagian depan dengan Resimen Senapan ke-528 bersama pengintainya. Ia berpartisipasi dalam banyak pertempuran, salah satunya Pertempuran Moskow. Selama menjadi penembak jitu, Kovshova sudah membunuh 167 orang di pertempuran.

4. Nina Petrova

Nina Petrova adalah penembak andal yang berhasil membunuh lawannya sebanyak 122 orang. Sebelum menjadi sniper Tentara Merah, ia adalah seorang atlet dan guru olahraga di Leningrad. Kemudian Petrova bergabung dengan Divisi 4 Milisi Rakyat Leningrad dan menyelesaikan pendidikan di sekolah penembak jitu.

Setelah lulus dari sekolah penembak jitu ia menjadi instruktur penembak jitu bersertifikat pada pertengahan tahun 1930. Petrova juga pernah bertempur dengan Resimen Infantri ke-284. Para pertempuran itulah ia naik pangkat menjadi sersan mayor.

5. Aliya Moldagulova

Aliya Moldagulova adalah penembak jitu yang bergabung dalam Tentara Merah pada Perang Dunia II. Ia pernah menembak sebanyak 91 jiwa selama masa kariernya. Moldagulova lahir di Bulak Kazakstan, 25 Oktober 1925. Ia pernah belajar di Sekolah Penerbangan Rybinsk. Kemudian ia mendaftar di Sekolah Penembak Jitu Wanita Pusat pada usia 16 tahun.

Setelah lulus dari Sekolah Penembak Jitu, ia berpartisipasi dalam banyak pertempuran dan kampanye di sepanjang Front Timur. Sayangnya ia wafat akibat banyak luka tembak di medan perang.

Sentimen: negatif (99.5%)