Sentimen
Positif (100%)
18 Nov 2022 : 00.26
Informasi Tambahan

Agama: Katolik

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Dunia Dilanda Situasi Buruk, Vatikan Berterima Kasih Wartawan Katolik RI Perjuangkan Human Fraternity

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

18 Nov 2022 : 00.26
Dunia Dilanda Situasi Buruk, Vatikan Berterima Kasih Wartawan Katolik RI Perjuangkan Human Fraternity

AKURAT.CO Takhta Suci Vatikan menegaskan akan terus memperjuangkan perdamaian antara Ukraina dan Rusia yang sudah hampir satu tahun berperang. 

Oleh karena itu, Vatikan mendukung Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) yang berkampanye untuk terwujudnya perdamaian dunia. 

Demikian dikemukakan Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin saat menerima delegasi PWKI di kantornya di Vatikan, Selasa (15/11/2022). 

baca juga:

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (16/11/2022) malam, menjelaskan, 18 orang delegasi PWKI mengadakan kunjungan resmi ke Vatikan yang dipimpin oleh Mayong Suryolaksono didampingi Penasihat PWKI, AM Putut Prabantoro. 

Kunjungan itu didasarkan pada amanat Pembukaan UUD 1945 tentang perdamaian dunia dan Dokumen Abu Dhabi yang ditandatangani pada Februari 2019.

“Vatikan akan terus memperjuangkan perdamaian di dunia khususnya di Ukraina. Perang Ukraina sudah berlangsung setahun tapi belum ada tanda-tanda bakal berakhir, ini sangat memprihatinkan,” tutur Mgr Parolin.

Oleh karena itu, Kardinal Parolin menyatakan Vatikan sangat mendukung langkah PWKI untuk menyebarkan semangat perdamaian dan persaudaraan mengingat saat ini perdamaian di dunia sulit dicapai dan bahhkan untuk dapat membuka ruang negosiasi. 

“Vatikan sudah menawarkan diri kepada kedua belah pihak yang bertikai sebagai poin netral pertemuan atau negosiasi, namun hingga saat ini belum mendapat tanggapan. Belum ada tanggapan positif, sementara perang sudah banyak memakan korban,” ujarnya.

Lebih jauh Kardinal Parolin mengungkapkan, jika melihat peta dunia, sebenarnya bukan hanya Ukraina saja yang dilanda perang, di beberapa tempat di dunia juga mengalami kondisi atau situasi yang buruk. Karena itulah, Paus Fransiskus bersama Sheikh Ahmad al-Tayyeb, Imam Besar Al Azhar pada 4 Februari 2019 di Uni Emirat Arab menerbitkan dokumen Abu Dhabi terkait human fraternity atau persaudaraan manusia untuk perdamaian. 

Setelah pandemi COVID-19 diakui Parolin memang dunia jadi berbeda. Jawaban Gereja Katolik terhadap kondisi ini, lanjutnya, adalah human fraternity. Itu solusi yang paling tepat untuk kondisi saat ini. “Karena itu kami berterima kasih jika jurnalis Katolik Indonesia (PWKI) memperjuangkan human fraternity,” ucapnya. 

Parolin merasa prihatin, wartawan yang seharusnya mendukung perdamaian akhir-akhir ini justru malah sebaliknya membuat kekacauan dengan pemberitaan negatif. Mereka menerbitkan kabar bohong, hoaks, yang justru menimbulkan konflik dan menjauhkan dari perdamaian.

"Maka tepat sekali jika PWKI memilih tema Human Fraternity sebagai basis perjuangan karena itu memang hal yang seharusnya diperjuangkan oleh wartawan,” ucapnya.

Kepada Delegasi PWKI ke Vatikan, Kardinal Parolin berpesan sama seperti halnya disampaikan Paus Fransiskus agar tidak membuat tembok penghalang atau pembatas, tetapi membangun jembatan persaudaraan agar perdamaian tercapai. Salah satunya bekerja sama dengan pihak lain.

Kardinal memahami bahwa Indonesia adalah negara dengan pluralisme sangat tinggi namun umat Katolik yang minoritas maka persaudaraan menjadi sangat penting untuk terus diperjuangkan.

Setelah PD II dan multilateralisme berakhir, sambung Parolin, semangat untuk berdialog pun terus melemah. Multilateralisme hilang dan berganti dengan kepentingan pribadi. Negara mulai berani angkat senjata untuk mendukung kepentingan pribadi dan egoism negaranya. Nafsu dan kerakusan menjadi nomor satu yang buntutnya menimbulkan perang. 

“Di sinilah misi jurnalis terutama jurnalis Katolik untuk mengajak atau mengedukasi masyarakat menjadi orang baik yang bisa melawan nafsu, egoisme dan kerakusan dalam diri mereka. Saya melihat PWKI punya energi untuk melakukan itu,” pungkasnya. 

Kunjungan resmi PWKI ke Vatikan mengambil tema Journalists & Human Fraternity. Dalam penjelasannya kepada Kardinal Pietro Parolin, Putut Prabantoro menegaskan bahwa PWKI meyakini meski tidak diketahui kapan perang antardua negara itu akan selesai serta belajar dari runtuhnya Eropa Timur dan Uni Soviet yang melibatkan Vatikan, banyak analisa luar negeri yang berbicara tentang perang nuklir. Putut Prabantoro yang juga Taprof bidan Ideologi dan Sosbud Lemhannas RI, menjelaskan, kampanye perdamaian PWKI dimaksudkan agar perang tidak membesar dan meluas yang melibatkan berbagai negara.

"Kampanye perdamaian ini sebagai bentuk nyata dari pelaksanaan amanat Pembukaan UUD 1945 tentang perdamaian dunia. Setiap warga negara Indonesia harus terlibat dalam perwujudan perdamaian dunia. Dan sebagai orang Katolik, kampanye perdamaian ini didasarkan pada Dolumen Abu Dhabi," tegas pendiri PWKI itu.

Pada Februari 2019, Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Syekh Ahmed El Sayyeb di Abu Dhabi menandatangani dokumen 'Human Fraternity for World Peace and Living Together'.

Putut Prabantoro juga menegaskan, meski upaya mewujudkan perdamaian seperti menegakkan benang basah, harus ada yang terus menggaungkannya. "Perdamaian lebih baik daripada perang seadil apapun," pungkasnya.

Sentimen: positif (100%)