Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Terungkap, Penyebab Lonjakan Covid-19
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Penyebab lonjakan Covid-19 yang terjadi pada saat ini diungkap pakar Biostatika Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Dr. dr. Windhu Purnomo, MS.
Pada berapa waktu yang lalu, kasus Covid-19 di Indonesia sempat menurun.
Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan lampu hijau untuk masyarakat tidak memakai masker ketika berada di ruang terbuka, dengan catatan tidak dalam kerumunan.
Namun, beberapa hari ini, kasus Covid-19 dilaporkan kembali naik dan pemerintah mengadakan PPKM Level 1 di sejumlah daerah.
Baca Juga: Pantas Jadi Buruan, Harga Mobil Avanza Bekas Dijual Murah Mulai Rp60 Jutaan
"Lonjakan Covid-19 ini terjadi karena protokol kesehatan masyarakat yang mulai melemah," kata Windhu Purnomo.
Disebutkan Windhu Purnomo, keputusan melepaskan masker berdampak pada pelonjakan kasus Covid-19.
"Adanya penularan baru itu kan terjadi ketika seseorang tidak memakai masker sebagai pelindung. Artinya, ketika terjadi penularan, baik orang yang tertular maupun yang menulari sedang tidak menggunakan pelindung yang baik," ujar Windhu Purnomo.
Selain kendornya protokol kesehatan yang seharusnya menjadi perhatian semua pihak, kemunculan subvarian baru yaitu XBB juga dinilai menambah masalah yang hingga saat ini belum teratasi.
Baca Juga: Deklarasi Bali Jadi Hasil KTT G20 Bali, Menlu Retno Beberkan Usaha Indonesia Meyakinkan Dunia
"Ketika muncul varian baru, itu tidak dikenali oleh tubuh. Jadi, varian-varian baru itu pada umumnya memiliki kemampuan melarikan diri dari kekebalan tubuh manusia, sehingga kalau muncul varian atau subvarian baru, penularan akan lebih tinggi," ucap Windhu Purnomo.
Meskipun demikian, Windhu Purnomo meyakini jika kasus Covid-19 di Indonesia akan turun lagi.
"Namun, nanti lama kelamaan akan menurun lagi," tutur Windhu Purnomo dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.***
Sentimen: positif (94%)