Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Tiongkok
Kasus: covid-19
Di Depan Petinggi Negara di KTT G20, Presiden Jokowi Tegas Bilang Stop Perang !
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, BALI – Di depan petinggi negara di KTT G20, Presiden Jokowi tegas bilang stop perang!
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua petinggi negara yang tergabung dalam tamu KTT G20 di Bali untuk menghentikan perang.
“Kita harus menghentikan perang,” tegas Jokowi yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa 15 November 2022.
Jokowi mengatakan bahwa dunia sedang menghadapi ancaman yang luar biasa.
Mulai dari krisis ekonomi sampai perubahan iklim.
BACA: Presiden Jokowi Resmi Buka KTT G20 di Nusa Dua Bali
Terlebih lagi, wabah pandemi Covid-19 yang hingga sekarang belum selesai.
“Krisis demi krisis terjadi, pandemi Covid-19 belum selesai, rivalitas semakin tajam, hingga perang terjadi,” tutur Jokowi.
Untuk diketahui, dua pemimpin negara yang sedang berperang, yakni Rusia dan Ukraina memutuskan tak datang ke KTT G20 di Bali.
Presiden Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelenskyy sama-sama memutuskan mengikuti KTT G20 secara daring.
Peperangan antara Rusia dan Ukraina sendiri membawa dampak pada perekonomian bukan saja Eropa, tapi juga global.
BACA: KTT G20 Adalah, Arti, Filosofi dan Makna Logo Gunungan serta Kawung Motig Batik Baju Kebesaran Raden Wijaya
Tak kurang dari sembilan bulan lamanya, kedua negara masih sama-sama mengerahkan kekuatan perangnya.
Selain Putin dan Zelenskyy, dua kepala negara lain juga tidak hadir secara langsung.
Keduanya yakni Presiden Brasil Jair Bolsonaro, dan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador.
KTT G20 di Bali yang berlangsung selama dua hari tanggal 15-16 November di Nusa Dua Bali dihadiri 17 kepala negara anggota G20.
Sebelum KTT G20 dibuka secara resmi oleh Presiden Jokowi, dua pemimpin negara juga bertemu.
BACA: Drama Drama
Yakni Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden.
Dua negara itu sendiri terlibat ‘perang’ dagang dan pasang surut.
Sejumlah kesepakatan pun sudah dibuat kedua presiden. (Mufit/Pojoksatu)
Sentimen: negatif (86.5%)