Sentimen
Negatif (72%)
15 Nov 2022 : 12.26
Tokoh Terkait

Waspada! Uap Air Penyebab Hujan di Indonesia Masih Tinggi hingga Februari 2023

15 Nov 2022 : 19.26 Views 1

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Nasional

Waspada! Uap Air Penyebab Hujan di Indonesia Masih Tinggi hingga Februari 2023

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap potensi hujan. Mengingat, dari beberapa faktor yang mempengaruhi cuaca saat ini uap air penyebab hujan di Indonesia masih akan tinggi hingga Februari 2023, mendatang.

“Kalau melihat saat ini juga nanti kita bisa lihat bahwa indeks La Nina kita tuh masih negatif, kemudian Indian Ocean Dipole kita masih negatif artinya uap air, uap hujan di atas negara kita ini sampai nanti mungkin pertengahan atau akhir Februari itu masih akan lebih tinggi dari normalnya musim hujan,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip dari Youtube BNPB, Selasa (15/11/2022).

Saat ini, beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia akan meningkatkan intensitas hujan. “Kalau misalkan kita berbicara pemicunya faktor cuaca iya, ada peningkatan intensitas hujan meskipun kita belum masuk ke musim hujannya, karena secara monsun normal kita itu kita masuk musim hujan di Desember sampai Februari,” jelas Aam sapaan akrabnya.

“Tetapi ada faktor-faktor misalkan ada Ocean Dipole yang masih negatif di perairan barat kemudian ada efek La Nina di Pasifik, sehingga awan hujan kita itu lebih basah dari biasanya,” tambahnya.

Namun, Aam mengatakan yang menjadi perhatian adalah ketika intensitas hujan tinggi meningkat dan kondisi tanah tidak bisa menyerap dengan baik maka akan terjadi banjir.

Baca Juga: Lifebuoy x MNC Peduli Ajak Masyarakat Berbagi Kebaikan dengan Donasi Rambut, Catat Tanggalnya!

“Tetapi satu kali sekali lagi kalau intensitas hujan memang tinggi itu memang akan ada peningkatan debit yang turun ke permukaan. Nah kalau ini menimbulkan banjir, kalau kondisi tanah permukaan kita itu bagus daya serapnya bagus dia akan tergenang tapi suratnya cepat,” katanya.

Oleh karena itu, meskipun seperti bulan Oktober belum memasuki musim penghujan namun frekuensi kejadian banjir cukup banyak. Sehingga, diperlukan antisipasi untuk menghadapi puncak musim hujan yang akan datang.

“Nah kalau pada saat sekarang di Oktober kemarin misalkan kita sama sekali belum masuk musim hujan tapi frekuensi kejadian banjir nya luar biasa banyak, kita tentu harus antisipasi untuk yang lebih tinggi atau pada saat puncak musim hujan nanti kita benar-benar harus siap,” papar Aam.

Sentimen: negatif (72.7%)