Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Institusi: Universitas Hasanuddin
Kab/Kota: Palu
Kasus: covid-19
Prof Imam Mujahidin: KAHMI Harus Menjadi Rumah Kebangsaan
RM.id Jenis Media: Nasional
RM.id Rakyat Merdeka - Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) didorong untuk menjadi Rumah Kebangsaan yang selalu menuturkan visi kolektif kemanusiaan dan dalam narasi keuniversalan. Eksistensi KAHMI di tengah publik jangan terjebak pada perbincangan berperspektif jangka pendek.
“Jangan sekadar masuk (dalam) perbincangan pada level kepentingan personal atau identitas tertentu dalam perspektif jangka pendek,” ujar Prof Imam Mujahidin Fahmid, Guru Besar Ekonomi Politik Universitas Hasanuddin, Senin (14/11).
Berita Terkait : Prof Imam Mujahidin: KAHMI Harus Bisa Perkokoh Ikatan Kebangsaan
Pandangan tersebut disampaikan Prof Imam yang menjadi salah satu bakal calon Presidium Nasional dalam Musyawarah Nasional KAHMI. Munas akan digelar di Palu, Sulawesi Tengah, 24-28 November 2022.
Menurutnya, KAHMI harus bisa menjadi tempat pengembangan integritas pribadi maupun kelompok, agar tercatat oleh sejarah sebagai entitas yang memberikan energi positif bagi pembangunan bangsa.
Berita Terkait : Ketum PP Muhammadiyah: Pemilu 2024 Harus Akhiri Pembelahan Politik Kebangsaan
“Organisasi ini harus tercatat sebagai partisipan paling utama dalam menjaga keberlanjutan NKRI. Menjadikan perbedaan yg berwarna warni sebagai kekuatan untuk mengharmoniskan dan menyeimbangkan pelbagai kepentingan kelompok,” ujar dia.
Selain itu, KAHMI harus peka untuk mengambil peranan yang signifikan dalam mengurai problem kemanusiaan, baik yang terjadi secara lokal maupun peristiwa yang terjadi secara global. Seperti krisis pangan, energi, dan krisis solidaritas antarbangsa. Sebab, ketidakpastian global terus menghantui, diperparah beragam rentetan konflik geopolitik serta akibat pandemi Covid-19.
Berita Terkait : Wapres Temui Menteri Haji Saudi Bahas Kebijakan Baru Haji
“Karenanya HMI dan KAHMI bukan hanya harus mampu menghadapi tantangan mengatasi ancaman yang kini dihadapi, tapi juga harus siap mengantisipasi pola dan tatanan kehidupan yang berbeda dengan kebiasaan selama ini,” ujarnya.■
Sentimen: positif (93.8%)