Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Stockholm, Ankara
Kasus: Teroris, teror
Tokoh Terkait
Turki Tuduh PKK Kurdi sebagai Dalang atas Ledakan Bom di Istanbul
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu telah menuduh Partai Pekerja Kurdistan (PKK) sebagai dalang atas ledakan bom di pusat perbelanjaan Istanbul.
Pernyataan itu dibuat pada Senin (14/11), dengan Soylu mengungkap adanya penangkapan terhadap satu tersangka terkait dengan insiden tersebut.
Ledakan itu, yang terjadi pada Minggu (13/11) sore, telah dianggap pemerintahan Turki sebagai serangan teroris. Ledakan tersebut telah merobek Jalan Istiklal, tujuan belanja populer bagi penduduk setempat dan turis. Setidaknya enam orang telah dinyatakan tewas, dan 81 lainnya terluka.
baca juga:Polisi telah menahan 22 tersangka, termasuk orang yang dikatakan telah menanam bom.
"Orang yang menanam bom telah ditangkap," kata Soylu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Anadolu.
"Menurut temuan kami, organisasi teroris PKK yang bertanggung jawab," tambahnya.
PKK telah masuk daftar hitam sebagai kelompok teroris oleh Ankara serta sekutu Baratnya. Kelompok ini dilaporkan terus melakukan pemberontakan mematikan sejak 1980-an untuk mendirikan pemerintahan Kurdinya sendiri di tenggara Turki.
PKK, yang juga secara teratur menjadi sasaran operasi militer Turki, telah menjadi pusat konflik diplomatik antara Turki dan Swedia, dimana imbasnya Ankara sejak Mei memblokir Stockholm untuk masuk ke NATO. Oleh Turki, Swedia telah dituding memberikan keringan hukuman terhadap anggota PKK.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dalam pernyataannya, telah mengutuk pemboman pada Minggu, menyebutnya sebagai 'serangan keji'.
"Mungkin salah jika kami mengatakan dengan pasti bahwa ini adalah teror, tetapi menurut tanda-tanda pertama ... ada bau teror di sana," kata Erdogan dalam konferensi pers pada Minggu.
Wakil presiden Turkiy, Fuat Oktay juga menegaskan keyakinannya bahwa ledakan yang terjadi pada Minggu adalah akibat dari ulah teroris.
"Kami percaya bahwa itu adalah tindakan teroris yang dilakukan oleh seorang penyerang, yang kami anggap seorang wanita, yang meledakkan bom," katanya.
Menteri Kehakiman Bekir Bozdag mengungkap adanya gerak-gerik mencurigakan dari seorang wanita, sebelum ledakan terjadi.
"Seorang wanita telah duduk di salah satu bangku selama lebih dari 40 menit dan kemudian dia bangun."
"Satu atau dua menit kemudian, sebuah ledakan terjadi," katanya kepada televisi A Haber.
"Ada dua kemungkinan," tambah Bozdag. "Ada mekanisme yang ditempatkan di tas dan meledak, atau seseorang meledakkannya dari jarak jauh."
"Semua data tentang wanita ini saat ini sedang dalam pengawasan," imbuh Bozdag sebagaimana dilaporkan AFP.
Pengumuman Soylu tidak menambahkan detail atau rincian apa pun tentang wanita yang dimaksud.
Tim forensik bekerja di lokasi ledakan di Jalan Istiklal yang ramai di Istanbul, Minggu (13/11)-ReutersDi masa lalu, kota-kota Turki telah diserang oleh kaum Islamis dan kelompok lain.
Jalan Istiklal juga sempat jadi target kampanye serangan pada tahun 2015-2016, di mana penyerang mengincar Istanbul dan kota-kota lain, termasuk Ankara. Oleh pemerintah, pemboman-pemboman ini sebagian besar disalahkan kepada kelompok Daesh dan militan Kurdi yang dilarang, dengan serangan menewaskan hampir 500 orang dan melukai lebih dari 2ribu lainnya.
Ledakan hari Minggu terjadi tak lama setelah pukul 16.00 (13.00 GMT/20.00 WIB).
Helikopter langsung terbang di atas pusat kota setelah serangan terjadi. Polisi membentuk barisan keamanan besar untuk mencegah akses ke daerah itu karena takut akan ledakan kedua.
Gambar yang diposting di media sosial menunjukkan ledakan diikuti oleh api dan langsung memicu kepanikan, dengan orang-orang berhamburan ke segala arah.
Beberapa jenazah juga terlihat tergeletak di dekat pusat ledakan.
"Saya berada 50-55 meter, tiba-tiba terdengar suara ledakan. Saya melihat tiga atau empat orang tergeletak di tanah.
"Orang-orang berlarian dengan panik. Kebisingan itu sangat besar. Ada asap hitam," kata seorang saksi bernama Cemal Denizci, 57 tahun.
Istiklal, di distrik bersejarah Beyoglu, adalah salah satu arteri paling terkenal di Istanbul. Kawsan ini sepenuhnya diisi pejalan kaki, dengan jalan membentang hinggga 1,4 kilometer, atau sekitar satu mil.
Dilintasi oleh jalur trem tua dan dipagari dengan toko-toko dan restoran, tempat ini menarik banyak orang di akhir pekan.
Pada saat insiden terjadi, banyak toko tutup lebih awal di distrik tetangga Galata. Sementara beberapa orang yang lewat, berlari dari lokasi ledakan dalam kepanikan.
Pengawas radio dan televisi Turki, RTUK, melarang penyiar menayangkan rekaman ledakan, sebuah tindakan yang sebelumnya penarh diambil setelah adanya serangan ekstremis.
Akses ke media sosial juga dibatasi setelah serangan pada Minggu.
Sebuah reaksi datang dengan cepat dari Yunani, yang dengan tegas mengutuk ledakan itu, dan menyatakan belasungkawa kepada Ankara dan rakyat Turki.
Amerika Serikat juga telah memberi kecaman,dengan Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan: 'Kami berdiri bahu-membahu dengan Sekutu NATO kami dalam melawan terorisme'.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dalam sebuah pesan kepada Turki: 'Kami berbagi rasa sakit dengan Anda. Kami mendukung Anda dalam perang melawan terorisme'.
Tak ketinggalan, Presiden Israel Isaac Herzog mentweet dalam bahasa Turki dan Inggris, mengatakan "Kami terguncang oleh berita pengeboman keji di Istanbul yang menargetkan warga sipil tak berdosa. Seluruh dunia harus bersatu dan teguh melawan teror'.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga telah mentweet simpati dalam bahasa Turki, mengatakan 'Rasa sakit orang-orang Turki yang ramah adalah rasa sakit kami'.
Turun di Twitter, Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel ikut menyampaikan belasungkawa, mengatakan 'Pikiran saya bersama para korban dan keluarga mereka'. []
Sentimen: negatif (100%)