Sentimen
Di Balik Mundurnya Pasukan Putin dari Kherson, Ini Kata Pakar Militer Rusia
Rmol.id Jenis Media: Nasional
Lebih dari 115.000 warga sipil telah dievakuasi dari tepi kanan sungai di wilayah Kherson dalam beberapa hari terakhir, dilanjutkan dengan ditariknya pasukan untuk kemudian dipindahkan ke tepi kiri Dnieper dan mengambil posisi bertahan di sepanjang sungai.
Komandan Kelompok Pasukan Terpadu Rusia di Ukraina, Sergey Surovikin, yang selama ini memimpin perang, menyampaikan kesulitan yang dialami pasukannya di tengah deraan serangan berkelanjutan. Kepada Menteri Pertahanan Sergey Shoigu, ia melaporkan bagaimana pasukan Kyiv membabi buta meluncurkan tembakannya ke arah jembatan dan dan lokasi penyeberangan sungai, hingga rusaknya bendungan Nova Kakhovka.
Ia juga membuat pernyataan di televisi bahwa pihaknya tidak mungkin lagi menjaga pasokan Kherson.
"Saya mengerti bahwa ini adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi pada saat yang sama kami akan mempertahankan hal yang paling penting, yaitu kehidupan prajurit kami. Dan, secara umum, efektivitas tempur kelompok pasukan di tepi kanan, adalah sia-sia," katanya, seperti dikutip dari Reuters.
Dilaporkan bahwa jika rezim Kiev menggunakan debit air yang lebih besar dari waduk atau serangan roket yang lebih kuat ke bendungan Kakhovka, ini akan menciptakan aliran air yang membanjiri wilayah yang luas dan menyebabkan korban sipil.
Shoigu kemudian menyambut baik keputusan untuk mundur.
Ini adalah keputusan besar yang akan memiliki konsekuensi bagi citra Rusia.
Lalu, mengapa Kementerian Pertahanan Rusia mengambil langkah yang pada akhirnya dipandang oleh sebagian orang sebagai isyarat kekalahan?
Pakar militer Vladislav Shurygin menjelaskan bahwa benteng di tepi kanan yang tidak dapat didukung dengan baik, adalah risiko besar.
Ukraina telah mengumpulkan cadangan yang cukup untuk melakukan serangan balasan di wilayah itu, sementara saat ini Rusia tidak memiliki cukup tentara yang ditempatkan di sana.
“Ukraina telah menggunakan sistem presisi tinggi yang tersedia untuk menghantam jembatan dan situs untuk menyeberang ke Wilayah Kherson di tepi kanan. Di bawah ini keadaan, kami tidak bisa lagi memasok atau mendukung tentara tanpa mengalami kerugian besar, sehingga para komandan tidak melihat gunanya berjuang untuk benteng kami di tepi kanan Dnieper," katanya, kepada Izvestia.
Dmitry Boltenkov, pakar militer lainnya, mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki garis depan terus menerus di tepi kanan, sementara garis depan itu membentang lebih dari 150 kilometer di padang rumput terbuka.
"Dan bahkan keberhasilan Ukraina yang tidak signifikan dalam salah satu dari tiga serangan besar dapat memungkinkan pasukan Ukraina mencapai Dnieper dengan cepat di tengah kekurangan pasukan Rusia, dan kelompok militer Rusia dapat berisiko dikepung dan dihancurkan," katanya.
Pasukan Rusia yang ditarik saat ini menghadapi tugas untuk mempertahankan tepi kiri, dan kemungkinan akan dipindahkan juga di tempat lain.
"Unit-unit yang ada di sana untuk melindungi Kherson, kemungkinan akan membutuhkan restorasi dan regenerasi," kata pakar militer Alexey Leonkov.
"Orang-orang itu telah melakukan yang terbaik untuk mempertahankan posisi saat kekurangan pasokan. Inilah mengapa keputusan dibuat untuk mundur dari wilayah itu, agar tidak semakin banyak korban berjatuhan dan agar tidak kehilangan personel," kata Leonkov.
Sentimen: negatif (96.2%)