Sentimen
Informasi Tambahan
Event: KTT ASEAN
Banyak Kepala Negara Ingin Ketemu Jokowi di G20, Istana: Sampai Kesulitan Mengurusnya
Kompas.com Jenis Media: Nasional
BALI, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengklaim, para kepala negara asing banyak yang ingin bertemu Presiden Joko Widodo di sela-sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, 15-16 November 2022.
Menurut dia, hal itu membuat Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kesulitan mengurus jadwal permintaan pertemuan.
"Ini hebatnya Presiden kita ini ya semuanya sudah terjadwal sebenarnya, tapi banyak sekali yang menginginkan minta waktu kepada Pak Jokowi ini, Presiden kita ini. Kita mesti bangga Presiden kita di mata para kepala negara luar itu luar biasa. Sampai kesulitan untuk Menlu mengurusnya," ujar Moeldoko di Media Center G20, BICC, Nusa Dua, Minggu (13/11/2022).
"Berikutnya juga pesawat-pesawat delegasi yang ingin mendarat di sini dari beberapa negara juga ingin minta dispensasi. Tetapi ya semuanya sudah dipikirkan apa direncanakan sehingga nanti mungkin ada tidak bisa terpenuhi," lanjutnya.
Baca juga: Putin Tak Hadiri KTT G20 Bali, Bakal Diwakili Menlu Rusia?
Namun saat ditanya berapa banyak kepala negara yang ingin bertemu Presiden Jokowi, Moeldoko belum bisa memastikan.
Kepastian hal tersebut akan disampaikan oleh Menlu Retno Marsudi.
Namun, Moeldoko menyatakan, ada negara-negara di luar anggota G20 yang ingin melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi.
"KTT Ini menurut saya pertemuan terbesar di luar (KTT) APEC ya. Dulu kita bicara APEC, sekarang G20. Saya pikir ini pertemuan cukup besar oleh kepala-kepala negara yang punya reputasi, negara yang gede, ini sebuah momentum sangat bagus untuk menggalang peaceful kedamaian dunia," tambahnya.
Presiden Jokowi sendiri akan tiba di Bali pada Minggu setelah menempuh perjalanan dari Phnom Penh, Kamboja.
Sejak 9 November hingga hari ini Kepala Negara berada di Kamboja untuk menghadiri KTT ASEAN.
Baca juga: Singgung Manfaat G20, Luhut: Presiden Jokowi Diajak ke Banyak Pertemuan Bilateral
Sementara itu, Menlu Retno Marsudi sebelumnya mengatakan, tiga kepala negara anggota G20, yakni Rusia, Brasil dan Meksiko tidak hadir secara langsung di Bali saat pelaksanaan KTT G20.
"Dari negara G20, Presiden Meksiko (Andres Manuel Lopez Obrador) yang tidak dapat hadir di Bali akan diwakili oleh Menlu Meksiko (Marcelo Ebrard)," ujar Retno dilansir dari siaran pers di laman resmi Sekretariat Kabinet, Minggu.
Kemudian, Presiden Brasil direncanakan akan hadir secara virtual.
"Selain itu, Kemenlu telah menerima nota diplomatik dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta yang menyampaikan Presiden Vladimir Putin tidak dapat hadir di Bali secara langsung," ungkap Retno.
Negara dan lembaga anggota G20 terdiri dari Amerika Serikat (AS), Australia, Argentina, Brasil, China, Kanada, Uni Eropa, Jerman, Perancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Arab Saudi, Rusia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turkiye, dan Inggris.
Baca juga: PDI-P Dorong Putin Sampaikan Pidato di G20 lewat Daring
Selain negara anggota G20, Indonesia selaku tuan rumah juga mengundang sejumlah negara lain, diantaranya Ukraina dan Fiji.
Retno mengungkapkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan mengikuti KTT G20 secara virtual.
"Dari pihak undangan, Pemerintah Fiji yang sedang menjalani pemilihan umum mengirimkan utusan khusus (special envoy). Sedangkan Presiden Ukraina akan berpartisipasi secara virtual," tuturnya.
Retno melanjutkan, berdasarkan data Kemenlu hingga 11 November, sudah ada konfirmasi kehadiran langsung 17 pemimpin G20 pada saat KTT.
Sementara itu, total kehadiran para pemimpin dunia, termasuk Presiden Joko Widodo adalah 36 orang dari total 41 peserta.
-. - "-", -. -
Sentimen: positif (96.6%)