TPAS Karangrejo Lampung Terbakar, Pemicu Masih Misteri
Medcom.id Jenis Media: News
14 Nov 2022 : 08.30
Metro: Tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Metro Utara, terbakar, Minggu, 13 November 2022. Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Metro kesulitan menjangkau sumber api karena akses jalan sulit dilalui kendaraan pemadam.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Metro, Yeri Noer Kartiko, mengatakan kobaran api muncul pada pukul 17.55 WIB di arah utara TPAS setempat. Kebakaran terjadi di tumpukan sampah yang tergolong baru. Jaraknya 500 meter dari gerbang TPAS menuju titik lokasi kebakaran.
"Laporan tadi pukul 17.55 WIB sebelum magrib. Saya langsung kontak Damkar untuk membantu pemadaman api. Namun, karena akses jalan yang tidak bisa dilalui, kami padamkan menggunakan ekskavator yang berada di tengah tidak jauh dari lokasi kebakaran," katanya, Minggu, 13 November 2022.
Dia menambahkan setelah dilakukan pemadaman, pihaknya langsung mencari pemicu api. Namun, tidak ada tanda-tanda adanya faktor alam karena kondisi siang ini tidak terlalu terik.
"Kalau titik api tadi posisinya di tumpukan ban bekas. Nah, saya tidak tahu kenapa, mungkin ada yang tidak sengaja membuang api ataupun puntung rokok ke tumpukan sampah tersebut. Tapi saya yakin yang melakukan pun bukan warga setempat karena ini kan aset mereka," ujarnya.
"Apalagi tumpukan sampah kan ada gas metan, sampah plastic, dan banyak bahan yang mudah terbakar. Itu yang membuat api merambat ke sampah lain," lanjut dia.
Yeri menjelaskan kobaran api yang berada di titik kebakaran berdiamater sekitar 50 meter persegi dengan ketinggian air 5-6 meter.
Pada kesempatan yang sama, Komandan Peleton (Danton) Damkar Metro, Wawan Ihwanto, mengatakan pihaknya menerjunkan satu regu piket dengan 10 anggota ke lokasi kebakaran.
"Awalnya kami turunkan dua unit mobil damkar. Namun, setelah melihat laporannya cukup besar kami bawa tiga unit," ujarnya.
Namun, petugas mengalami kendala dalam pemadaman karena kendaraan tidak bisa mendekati titik api karena akses jalan tertutup. Kendaraan terhenti dengan jarak 500 meter dari titik api.
"Lumayan jauh dan mobil juga tidak bisa masuk karena akses tertutup. Jadi kami membantu dan bersama-sama melakukan pemadaman menggunakan alat berat yang ada. Kami juga masih stanby dan berjaga-jaga apabila api susah dipadamkan. Kalau kobaran api tetap tinggi, kami lakukan penyambungan selang pemadam hingga bisa mencapai titik api," ucapnya.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Metro, Yeri Noer Kartiko, mengatakan kobaran api muncul pada pukul 17.55 WIB di arah utara TPAS setempat. Kebakaran terjadi di tumpukan sampah yang tergolong baru. Jaraknya 500 meter dari gerbang TPAS menuju titik lokasi kebakaran.
"Laporan tadi pukul 17.55 WIB sebelum magrib. Saya langsung kontak Damkar untuk membantu pemadaman api. Namun, karena akses jalan yang tidak bisa dilalui, kami padamkan menggunakan ekskavator yang berada di tengah tidak jauh dari lokasi kebakaran," katanya, Minggu, 13 November 2022.
-?
- - - -Dia menambahkan setelah dilakukan pemadaman, pihaknya langsung mencari pemicu api. Namun, tidak ada tanda-tanda adanya faktor alam karena kondisi siang ini tidak terlalu terik.
"Kalau titik api tadi posisinya di tumpukan ban bekas. Nah, saya tidak tahu kenapa, mungkin ada yang tidak sengaja membuang api ataupun puntung rokok ke tumpukan sampah tersebut. Tapi saya yakin yang melakukan pun bukan warga setempat karena ini kan aset mereka," ujarnya.
"Apalagi tumpukan sampah kan ada gas metan, sampah plastic, dan banyak bahan yang mudah terbakar. Itu yang membuat api merambat ke sampah lain," lanjut dia.
Yeri menjelaskan kobaran api yang berada di titik kebakaran berdiamater sekitar 50 meter persegi dengan ketinggian air 5-6 meter.
Pada kesempatan yang sama, Komandan Peleton (Danton) Damkar Metro, Wawan Ihwanto, mengatakan pihaknya menerjunkan satu regu piket dengan 10 anggota ke lokasi kebakaran.
"Awalnya kami turunkan dua unit mobil damkar. Namun, setelah melihat laporannya cukup besar kami bawa tiga unit," ujarnya.
Namun, petugas mengalami kendala dalam pemadaman karena kendaraan tidak bisa mendekati titik api karena akses jalan tertutup. Kendaraan terhenti dengan jarak 500 meter dari titik api.
"Lumayan jauh dan mobil juga tidak bisa masuk karena akses tertutup. Jadi kami membantu dan bersama-sama melakukan pemadaman menggunakan alat berat yang ada. Kami juga masih stanby dan berjaga-jaga apabila api susah dipadamkan. Kalau kobaran api tetap tinggi, kami lakukan penyambungan selang pemadam hingga bisa mencapai titik api," ucapnya.
(MEL)
Sentimen: negatif (98.4%)