Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Institusi: Universitas Esa Unggul
Tokoh Terkait
Paloh Berjasa Kawal Jokowi 10 Tahun Tidak Ada Perubahan Subtansial, Pindah Haluan Dukung Anies
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, JAKARTA – Pengamat politik Muslim Arbi menyebut Surya Paloh dan Nasdem telah berjasa besar memenangkan dan mengawal Jokowi selama 2 periode atau 10 tahun.
Namun hingga kini tidak ada perubahan subtansial yang berarti sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat selama 10 tahun Nasdem atau Paloh mengawal Jokowi.
Muslim Arbi berpandangan jika Surya Paloh dan Partai Nasdem menjadi oposisi pemerintahan Jokowi saat ini, sangatlah tepat untuk demokrasi Indonesia.
“Mengapa? Surya Paloh dan Nasdem telah berjasa besar untuk memenangkan dan mengawal Jokowi selama dua Periode,” kata Muslim Arbi, Minggu (13/11).
“Dengan segala dukungan dan pengorbanan, tapi nyatanya negara tidak mengalami perubahan yang substansial sebagai negara bangsa yang merdeka dan berdaulat,” ujarnya lagi.
-
Muslim Arbi : Jokowi Akan Ketar-ketir Jika Surya Paloh Oposisi
Direktur Gerakan Perubahan menyebut, jika hari ini Surya Paloh dan Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024 untuk perubahan dan memperbaiki negeri ini, maka itu sudah benar.
“Dan Nasdem sudah tepat jika berada di luar pemerintahan lebih efektif untuk kawal perubahan dan perbaikan negeri ini,” jelas Muslim.
Sementara itu, ketidakhadiran Presiden Joko Widodo saat Partai Nasdem ulang tahun tentu menimbulkan spekulasi adanya keretakan hubungan di antara mereka.
Indikasi itu tampak kuat mengingat tidak ada sama sekali pesan ucapan selamat dari Jokowi.
Menurut pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, biasanya Jokowi akan mengirimkan pesan melalui video atau dengan cara lain bila tidak sempat menghadiri ulang tahun partai pendukung pemerintah.
Namun kdemikian, kasus Partai Nasdem, Jokowi tidak ada memberi kabar apa pun kepada Nasdem, khususnya Surya Paloh.
“Jokowi terkesan mengabaikan begitu saja ulang tahun Nasdem,” kata Jamiludin, Jumat (11/11).
Analisa Jamiludin, indikasi ke arah Jokowi mengabakan Nasdem memang sudah terlihat sejak Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres.
Sejak itu praktis tidak ada lagi pertemuan antara Jokowi dengan Surya Paloh.
“Jadi, Jokowi memang terkesan kecewa atas tindakan Nasdem yang mendeklarasikan Anies sebagai capres. Jokowi tampak menjaga jarak dengan Nasdem,” jelas Jamiluddin.
Mantan Dekan Fikom IISIP Jakarta ini berpendapat, indikasi lain terlihat dengan pidato Jokowi saat menghadiri ulang tahun Golkar dan Perindo.
Di dua momen itu Jokowi menegaskan agar tidak salah memilih capres.
Bagi Jamiluddin, pesan Jokowi itu menggambarkan kekecewaannya kepada Nasdem.
Itu artinya, Jokowi secara tidak langsung menyindir Nasdem, tapi mengharapkan pada Golkar dan Perindo tidak mengikutinya. (ikror/rmol/pojoksatu)
Sentimen: positif (76.2%)