Sentimen
Informasi Tambahan
Event: KTT ASEAN
Kasus: covid-19
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Request Sekjen PBB ke ASEAN: Tolong Jembatani Amerika dan China Minggu, 13/11/2022, 05:10 WIB
Wartaekonomi.co.id Jenis Media: News
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan ASEAN dapat membantu menjembatani dua kekuatan ekonomi global yaitu Amerika Serikat dan China.
"Ada risiko yang berkembang bahwa ekonomi global akan terbagi menjadi dua bagian, dipimpin oleh dua ekonomi terbesar, Amerika Serikat dan China," ujar Antonio Guterres di sela-sela KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (12/11/2022).
Baca Juga: 50 Negara di Majelis Umum PBB Kembali Kecam China
Ekonomi global yang terbagi, dengan dua perangkat aturan yang berbeda, dua mata uang dominan serta dua strategi yang saling bertentangan dalam kecerdasan buatan akan melemahkan kapasitas dunia untuk menanggapi tantangan yang dihadapi.
"Pemisahan ini harus dihindari dengan segala cara," kata dia.
"Kita perlu memperkuat upaya kolektif kita untuk menemukan solusi multilateral, mengatasi badai geopolitik, dan mengembalikan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke jalurnya, ujar dia.
Organisasi regional, ujar Guterres, termasuk ASEAN, memiliki peran penting untuk menemukan solusi multilateral. Ia mengatakan perpecahan yang semakin dalam mengancam perdamaian dan keamanan global.
Banyak negara dihantam oleh pandemi Covid-19 dan krisis iklim, kata dia. Banyak negara juga menghadapi pembatasan ketat terhadap akses mereka ke makanan, energi, dan keuangan. Keadaan itu juga diperburuk oleh perang di Ukraina dan utang yang menjerat, kata Guterres.
Ia mengatakan kesenjangan geopolitik berkontribusi pada ketidakamanan global, memicu konflik baru dan membuatnya semakin sulit untuk mengakhiri konflik lama.
Baca Juga: Anies Jadi Pembicara di KTT G20 di Bali, Akademisi: Tidak Perlu Aksi Tik-Tokan, Kelasnya Memang Berbeda
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Warta Ekonomi dengan Republika. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Republika.
Editor: Muhammad Syahrianto
Sentimen: negatif (99.2%)