Sentimen
Netral (86%)
12 Nov 2022 : 18.55
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Hasanuddin

Kab/Kota: Lebak Bulus

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

Universitas Terbuka Himpun Akademisi Bahas Berbagai Persoalan

13 Nov 2022 : 01.55 Views 1

Jawapos.com Jawapos.com Jenis Media: Nasional

Universitas Terbuka Himpun Akademisi Bahas Berbagai Persoalan

JawaPos.com – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Terbuka (UT) mengadakan International Conference of Multidiciplinary Academic Studies (ICoMUS) untuk pertama kalinya. Perhelatan ICoMUS merupakan konferensi internasional pertama di Indonesia yang memadukan multi disiplin ilmu dalam menghadapi suatu persoalan.

Ketua LPPM UT Dewi Artati Padmo Putri mengatakan bahwa forum konferensi ini bertujuan untuk mempublikasikan hasil riset kolaborasi antar akademisi dari multidisiplin ilmu. Ia menyatakan bahwa Indonesia kini terus didorong untuk melakukan penelitian-penelitian kolaboratif.

“Fokusnya kita mempunyai satu forum untuk mempublikasikan hasil penelitian buat riset yang sifatnya multidisiplin,” ujarnya kepada wartawan di Grand Whiz Hotel, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (12/11/2022).

Adanya konferensi internasional ini diharapkan mendorong akademisi lain untuk ikut serta berkolaborasi melakukan riset-riset dan dapat dipublikasikan dalam forum ini ke depannya.

“Jadi kita harapkan nanti ini bisa menggaet seluruh disiplin untuk bisa datang ke konferensi ini dan akan terus berlangsung,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Unit Pengembangan Pembelajaran Dalam Jaringan Indonesia (PPDJI) Universitas Terbuka Prof.Dr. Paulina Pannen, M.Ls  yang juga menjadi keynote speaker dalam ICOMUS pertama ini mengapresiasi langkah UT memberikan ruang bagi para akademisi untuk mempublikasikan hasil risetnya kepada khalayak umum. Paulina menegaskan bahwa kolaborasi riset antardisipilin ilmu mutlak dilakukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

“Sebetulnya multidisiplin itu sudah dari lama, ahlinya Plato. Tapi mungkin kita yang bergerak di akademik tidak terlalu menyadari apa yang disampaikan dan menjadi gaungnya. Makanya banyak yang jadinya jalan sendirian,” ungkapnya. Salah satu narasumber berbicara dalam International Conference of Multidiciplinary Academic Studies (ICoMUS) di Grand Whiz Hotel, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (12/11/2022). (LPPM Universitas Terbuka untuk JawaPos.com)

Hal yang kemudian menyadarkan orang-orang pada pentingnya mengkolaborasikan disiplin ilmu adalah karena belakangan, khususnya di Indonesia terjadi Covid-19. Dari kasus tersebut, orang kini menyadari bahwa untuk menghadapi satu permasalahan tidak dapat diselesaikan hanya dengan satu disiplin ilmu.

“Kita pahami bersama bahwa saat covid itu fungsi terhadap masalah yang kita hadapi bukan cuma soal vaksin, tetapi ada masalah alat kesehatannya, makanannya, ada urusan berjemur di matahari di pagi hari. Itu gak cuma vaksin aja,” paparnya.

“Ternyata luas sekali kalau kita mau menangani satu masalah. Nah kadang di kita itu masih segmented. Itu yang bagaimana kita bisa membantu kami dari akademisi mengubah persepsi itu,” tandasnya.

Untuk diketahui, ICoMUS merupakan conference Internasional pertama yang diselenggarakan Pusat Keilmuan LPPM Universitas Terbuka. Meskipun digear untuk pertama kalinya, namun kegiatan conference ini sudah menyedot perhatian banyak civitas akademik baik dari kalangan dosen, tenaga pendidik, hingga mahasiswa baik internal UT maupun yang berasal dari luar UT.

Kegiatan ini sendiri mengambil tema “Contemporary Issues in Multidisciplinary Research” . Topik ini diangkat dengan tujuan untuk memacu peneliti melakukan penelitian interdisiplin atau lintas bidang ilmu mengikuti isu-isu penelitian kontemporer saat ini.

Pada kegiatan pertama ICoMUS menghadirkan para pakar akademik ternama seperti, Direktur ICE Institute Prof. Dr. Paulina Pannen, M.Ls sebagai keynote speaker dan juga 3 orang pembicara panel yakni Dr. Peter Juma Ochieng dari Obuda University, Hungari; Prof. Mohamed Aslam Bin Gulam Hassan dari Universiti Malaya, Malaysia; dan Prof. Ir . Muhammad Arsyad, S.P., M.Si., Ph.D dari Universitas Hasanuddin, Indonesia.

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : ARM, Tazkia Royyan Hikmatiar

Sentimen: netral (86.5%)