LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Perkembangan kasus tragedi Halloween di Itaewon yang menyebabkan 156 orang tewas pada, Sabtu (29/10/2022), telah sampai tahap penyelidikan para anggota kepolisian yang diduga terlibat sebagai penanggung jawab keamanan acara besar tersebut.

Sejauh ini, penyelidikan sementara telah mengantongi 6 tersangka tragedi Halloween Itaewon, yang terdiri dari anggota kepolisian dan anggota intelijen kepolisian yang lalai dalam menjalankan tugas sebagai pihak keamanan dan ketertiban.

Namun, anggota intelijen yang diduga sebagai salah satu tersangka tragedi Halloween Itaewon itu justru ditemukan dalam keadaan tewas di rumahnya sendiri.

Baca Juga: Duta Besar Republik Indonesia Berikan Penghormatan pada Korban Tragedi Halloween Itaewon

Melansir dari laman instagram yonhap_news, Jumat (11/11/2022), melaporkan bahwa Kepala intelijen distrik Yongsan-seo, Inspektur Jeong-mo (55), ditemukan tewas.

Ia diselidiki karena karena diduga secara sengaja menghapus laporan informasi, dan lamban dalam menanggapi panggilan darurat saat tragedi Halloween Itaewon terjadi.

Sebelum ditemukan tewas, Inspektur Jeong-mo dituduh melakukan penyalahgunaan wewenang, penghancuran/penghapusan barang bukti dan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian.

Ia dicurigai menutupi tindakan polisi distrik Yongsan-seo yang diduga lambat dalam merespons panggilan darurat para pengunjung acara Halloween Itaewon.

Baca Juga: Fakta-fakta Mengejutkan Tragedi Pesta Halloween di Itaewon, Ada Faktor Mistis?

Menurut laporan media Korea Selatan Yonhap, tidak ada catatan bunuh diri yang ditemukan terkait tewasnya polisi tersebut.

Namun, dikabarkan Inspektur Jeong-mo sempat melakukan panggilan telepon ke beberapa rekannya pada hari sebelumnya dengan nada ingin bunuh diri.

Tanpa penyelidikan lebih lanjut, polisi berencana untuk menutup kasus tewasnya Jeong setelah melihat keadaan kematiannya.

Sebagai informasi, tragedi Halloween Itaewon yang terjadi pada 29 Oktober 2022 lalu menewaskan sedikitnya 156 orang.

Baca Juga: Sakit Hati, BCL Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Isu Hamil Anak Ariel NOAH

Salah satu saksi mata mengungkapkan bahwa pengguna narkoba sempat berkelahi saat tragedi Halloween di Itaewon.

Saksi mata mengatakan, insiden itu bermula saat pengguna narkoba yang berkelahi dengan beberapa orang. Kemudian, situasi semakin kacau sebab ada kecelakaan seperti hak sepatu tinggi yang mengenai paha seseorang.

Selain soal perkelahian pengguna narkoba, sejumlah netizen Korea Selatan juga berspekulasi bahwa tragedi Halloween di Itaewon disebabkan oleh keracunan permen yang diduga narkoba.

Di awal insiden terjadi, beredar kabar bahwa puluhan korban yang pingsan dan terkapar di tengah kerumunan massa di Itaewon disebabkan oleh permen misterius yang dibagikan oleh orang tak dikenal di kawasan tersebut. Permen tersebut diduga beracun atau berisi narkoba.

Baca Juga: Lee Jihan Disebut Selamatkan Anak Kecil Bukan Ikut Pesta Halloween Itaewon, Warganet : Ih Nangis

Salah satu saksi mata yang berada di lokasi saat kejadian berlangsung menuturkan seseorang dengan kostum Santa Claus memberikan permen warna-warni secara cuma-cuma kepada kerumunan muda-mudi yang datang di kawasan itu.

Seblumnya, pihak berwenang hingga media Korea Selatan juga sempat mewanti-wanti warga soal penggunaan narkoba selama perayaan Halloween akhir pekan lalu.

Media Korsel SBS juga sempat melaporkan himbauan kepada warga untuk berhati-hati jika ada yang membagikan permen misterius warna-warni di tengah kerumunan massa perayaan Halloween yang ditakutkan merupakan narkoba.

Berdasarkan penyelidikan sementara, rupanya polisi telah menerima panggilan darurat tentang membludaknya jumlah pengunjung sekitar 4 jam sebelum tragedi terjadi.

Baca Juga: Sejarah Hari Ayah Nasional yang Diperingati 12 November, Bagaimana Asal Usul Terciptanya?

Namun, pihak kepolisian dan pemadam kebakaran Yongsan dianggap lalai dan tidak cepat tanggap terhadap laporan tersebut.

Hingga kini, penyelidikan terkait penyebab dan pelaku yang bertanggung jawab terkait tragedi Halloween Itaewon masih dilakukan dan sejauh ini 6 nama dikantongi diduga sebagai tersangka***