Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, disebut akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela KTT G20 di sela pertamuan G20, Bali. Pertemuan kedua negara itu disebut sebagai pertemuan pertama diantar keduanya.

Dilansir dari AFP, Jumat (11/11/2022), dua pemimpin ekonomi terbesar dunia itu telah bicara melalui telepon beberapa kali pada Januari 2021. Namun, Covid-19 dan keengganan Xi, menjadi pencegah mereka bertemu.

Kementerian luar negeri Beijing mengatakan bahwa China akan selalu "dengan tegas membela" kepentingannya dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat. Mereka disebut bekerja untuk "mengelola perbedaan, mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan dan menghindari salah perhitungan."

-

-

Gedung Putih telah mengatakan sehari sebelumnya pertemuan akan dilanjutkan, dan bahwa para pemimpin akan membahas "upaya untuk mempertahankan dan memperdalam jalur komunikasi", serta bagaimana "mengelola persaingan secara bertanggung jawab dan bekerja sama di mana kepentingan kita selaras."

Kedua kekuatan telah saling menantang pengaruh militer dan diplomatik - terutama di kawasan Asia-Pasifik.

Mereka berselisih atas berbagai masalah, termasuk perdagangan, hak asasi manusia di wilayah Xinjiang China, dan status pulau Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.

Sekjen PBB Antonio Guterres Jumat memperingatkan "risiko yang berkembang bahwa ekonomi global akan dibagi menjadi dua bagian, dipimpin oleh dua ekonomi terbesar - Amerika Serikat dan China".

"Ekonomi global yang terbagi, dengan dua perangkat aturan yang berbeda, dua mata uang dominan, dua internet, dan dua strategi yang saling bertentangan pada kecerdasan buatan, akan melemahkan kapasitas dunia untuk menanggapi tantangan dramatis yang kita hadapi," kata Guterres di Association of Southeast Pertemuan para pemimpin negara-negara Asia.

"Pemisahan ini harus dihindari dengan segala cara."