Sentimen
Positif (100%)
11 Nov 2022 : 10.02
Informasi Tambahan

Agama: Hindu

Tokoh Terkait

Menjadi Pahlawan "Perawat" Kemanusiaan

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

11 Nov 2022 : 10.02
Menjadi Pahlawan "Perawat" Kemanusiaan

“Dalam menghadapi musuh, tak ada yang lebih mengena daripada senjata kasih sayang.” - Cut Nyak Dhien.

Setiap tanggal 10 November, kita peringati Hari Pahlawan. Pahlawan adalah insan yang memiliki keberanian, kepedulian dan ihlas berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

Sosok pahlawan sesungguhnya ada di mana saja, pahlawan saat ini adalah insan yang berkomitmen memuliakan manusia dan senantiasa menjadi bagian solusi atas masalah yang dihadapi bangsa.

Hadirnya para pahlawan di masa lampau membuat Indonesia merdeka dan membuat kehidupan saat ini lebih baik dari masa lalu terutama saat masa penjajahan.

Hal tersebut membuat jasa pahlawan selalu dikenang masyarakat terutama pada peringatan Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan, karena kehadirannya telah memberi dampak kebaikan .

Sesungguhnya kita semua bisa menjadi pahlawan asalkan memiliki komitmen kebangsaan dan kemanusiaan.

Maulana Jalaludin Rumi dalam ungkapannya yang inspiratif menulis “kalau engkau merasa sakit artinya engkau masih hidup, namun jika engkau merasakan sakit yang diderita oleh orang lain itulah manusia”.

Jadi sesungguhnya esensi kemanusiaan yang dimiliki seseorang adalah kepeduliannya terhadap kesulitan dan derita orang lain, sebagai wujud ekspresi kasih sayang.

Kasih sayang adalah sebagai belas kasih, rasa cinta, rasa peduli dan penghormatan atas eksistensi manusia tanpa diskriminasi suku, ras, agama dan atribut manusia lainnya.

Kasih sayang adalah kekuatan yang luar biasa, sedangkan kebencian adalah kerapuhan yang akan membawa kehancuran dan konflik yang berkelanjutan.

Kasih sayang bagaikan kilauan cahaya dan energi untuk menjaga agar tetap menjalin silaturahmi satu sama lain. Sedangkan permusuhan, iri dan kedengkian hati yang ada di dalam qalbu adalah bibit permusuhan dan kehancuran.

Sesungguhnya Allah SWT, Tuhan yang maha pengasih dan penyayang telah memberikan dan menanamkan rasa kasih sayang kepada setiap manusia.

Saling kasih mengasihi dan saling menyayangi adalah bagian sifat Allah SWT. Kasih sayang yang diekspresikan akan membuat kehidupan manusia menjadi penuh damai dan harmonis.

Mencintai tanah air adalah suatu perwujudan kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran yang terjadi secara naluriah karena hubungan emosional ia menyatu dengan tanah dan air tempat dilahirkan.

Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas pada negaranya.

Termasuk menghargai keberagaman masyarakat Indonesia yang memiliki dampak positif sekaligus dampak negatif.

Dampak positif memberikan manfaat bagi kemajuan dan tumbuhnya inovasi. Sedangkan dampak negatif mengakibatkan ketidakharmonisan dan konflik. Karena faktanya tidak semua orang mudah dan mampu hidup harmoni dalam keragaman.

Sejatinya keragaman bukan merupakan unsur perpecahan, namun justru yang menciptakan kesatuan bangsa.

Kesatuan adalah upaya untuk mempersatukan perbedaan suku, adat istiadat, ras dan agama untuk menjadi satu, yaitu bangsa Indonesia.

Salah satu kejayaan Indonesia adalah memiliki sejarah, emosi, dan komitmen kebangsaan kedepan yang lebih baik.

Keberagaman lainnya dari bangsa Indonesia adalah agama dan kepercayaan. Sejak dahulu kala berkembang dan berdampingan secara damai.

Dalam pandangan Hindu, menumbuh kembangkan toleransi merupakan kewajiban yang sangat penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan.

Filosofi Tatwam Asi yang artinya, aku adalah kamu, kamu adalah aku yang dipenuhi oleh rasa ketulus ikhlasan.

Dan ajaran mulia lainnya “Semoga bumi ini menjaga kelangsungan hidup manusia yang berbicara dengan berbagai bahasa, menjalankan ibadah yang berbeda-beda, yang tinggal di wilayah yang berbeda–beda pula.

Hargailah mereka seperti halnya keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Dengan demikian, bumi menganugerahkan kemakmuran, bagaikan curahan susu yang tiada henti dihasilkan oleh sapi”.

Dalam konteks dunia bisnis, mengutip buku Dorothy Marcic: ‘Managing with The Wisdom of Love’ ia mengatakan, “Justru manajer yang gayanya penuh kekerasan dan memaksakan idenya, serta tidak peduli, tidak akan pernah mendapatkan hati dari karyawannya.

Tanpa adanya “hati” dari karyawan, perusahaan tidak akan mencapai sukses yang luar biasa ataupun bertahan lama suksesnya.

Bicara soal manajemen kasih sayang, salah satu hal yang menarik adalah gayanya mantan CEO Southwest Airlines yang terkenal, Herb Kelleher. Salah satu CEO terbaik dunia.

Secara khusus, ia menyebut dirinya mempraktikkan manajemen kasih sayang (management of love).

Sang CEO nyentrik yang pada masanya mengelola salah satu maskapai penerbangan dengan banyak reputasi bagus ini mengatakan, “Manajemen kasih sayang yang kami kembangkan adalah manajemen di mana kita saling peduli, saling memperhatikan, dan menjadikan orang yang ada di kantor bukan sekedar robot atau mesin, tapi manusia yang punya perasaan dan punya situasi tersendiri”.

Dan dengan gaya manajemennya, ia berhasil membuktikan selama memimpin penerbangan bertarif murah itu, karyawannya tidak banyak masalah.

Selama hampir 30 tahun menjadi eksekutif top di Southwest Airlines inilah penerbangan yang dianggap menerbangkan paling banyak orang di Amerika dan menjadi salah satu penerbangan paling menguntungkan.

Dalam definisinya, manajemen kasih sayang diartikan sebagai manajemen yang peduli dan memperhatikan orang.

Namun faktanya tidak banyak perusahaan yang betul-betul mempraktikkan bahwa mereka ‘sayang’ dengan karyawannya, lebih banyak dianggap sebagai “mesin produksi”.

Prinsip manajemen kasih sayang yang utama menganggap orang itu berharga. Benar, bukan hanya di mulut, tapi juga dalam praktiknya.

Faktanya seperti itu. Mengatakan bahwa orang itu penting, tidak sekadar objek atau sekadar mesin produksi semata.

Prinsip lainnya dalam manajemen kasih sayang, menuntut tindakan dan perilaku berbeda yang didorong oleh perhatian, bukan sekadar aturan baku yang berlaku.

Seperti kisah CEO Herb Kelleher, yang mengunjungi hangar jam 3 pagi dengan membawa berkotak-kotak donat buat mekanik yang tengah lembur.

Atau, ia bersedia angkat bagasi saat kondisi sangat sibuk di bandara. Ia pun terkenal murah hati untuk mentraktir. Padahal, itu tidak ada pada job des-nya sebagai atasan.

Ternyata, di tengah masa di mana banyak perusahaan berteriak lantang, “Manusia adalah aset terbesar kami” terbukti perusahaan yang betul-betul menunjukkan kasih sayangnya pada karyawannya itulah, yang akhirnya sungguh akan memperoleh manfaat dari aset terbesarnya itu.

Bunda Teresa seorang pahlawan kemanusian dalam ungkapannya "Jika Anda tidak dapat melakukan hal-hal besar, lakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar”.

Semoga energi cinta dan kasih sayang dapat menjadi landasan dalam berinteraksi sesama anak bangsa termasuk dengan flora dan fauna, bagi Indonesia kedepan yang lebih humanis dan harmoni. Semoga!

 

-. - "-", -. -

Sentimen: positif (100%)