Sentimen
Negatif (79%)
11 Nov 2022 : 07.56
Partai Terkait
Tokoh Terkait

Pemilihan Paruh Waktu AS: Republik dan Demokrat Bersaing Ketat, Masa Depan Agenda Joe Biden Belum Jelas

11 Nov 2022 : 14.56 Views 1

Rmol.id Rmol.id Jenis Media: Nasional

Pemilihan Paruh Waktu AS: Republik dan Demokrat Bersaing Ketat,  Masa Depan Agenda Joe Biden Belum Jelas

Meskipun hasil awal telah memberikan keuntungan untuk Partai Republik di DPR, namun Partai Demokrat juga memperlihatkan hasil yang tidak buruk, membuat kendali Kongres dan masa depan agenda Presiden Joe Biden belum jelas.

Menurut laporan dari CNN pada Rabu pagi, Partai Republik memenangkan 198 kursi DPR, sedangkan Demokrat memiliki 178 kursi. Untuk menguasai DPR, dibutuhkan 218 kursi.


Kevin McCarthy, pemimpin minoritas Partai Republik di DPR, dengan yakin mengatakan partainya akan merebut kembali kendalinya.

"Malam ini, kami membangun di atas keuntungan dari peristiwa dua tahun lalu, dan jelas bahwa kami akan mengambil kembali DPR," katanya. Dia juga mengatakan dengan yakin bahwa Partai Republik "akan menjadi mayoritas" di DPR.

Baik Republik maupun Demokrat telah mencetak 48 kursi Senat. Hasil perlombaan sekarang sebagian besar tergantung pada penghitungan suara di Arizona, Wisconsin, Georgia dan Nevada, dan tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti berapa lama penghitungan suara akan berlangsung di wilayah itu.

Di Georgia, kemungkinan akan dilakukan pemilihan putaran kedua karena selisih tipis antara dua partai. Jika putaran kedua terjadi, maka itu akan berlangsung di Desember.

Sementara di Nevada, ditemukan beberapa surat suara tidak akan diproses sampai Rabu sore.

Dengan beberapa catatan di Rabu sore itu, harapan Partai Republik bahwa mereka akan mencetak kemenangan luar biasa di paruh waktu masih harus menunggu. Namun, hasil masih terus akan bergerak karena proses penghitungan masih terus berjalan.


Dengan hasil yang belum menentu untuk Republik ini menunjukkan bahwa peringkat persetujuan Biden telah turun tajam dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini dipicu oleh  sebagian besar karena kesengsaraan ekonomi yang dihadapi negara itu, termasuk tingkat inflasi yang sangat tinggi.

Sentimen: negatif (79.5%)