Sentimen
Netral (76%)
11 Nov 2022 : 02.00

Dua Fenomena Hujan Meteor yang Terjadi Minggu Ini

11 Nov 2022 : 09.00 Views 1

Radarbangsa.com Radarbangsa.com Jenis Media: News

Dua Fenomena Hujan Meteor yang Terjadi Minggu Ini

RADARBANGSA.COM - Halo Sobat Antariksa! ada kabar baik lagi nih. Setelah menyaksikan fenomena Blood Moon pada Selasa lalu, sebentar lagi akan terjadi Fenomena Hujan Meteor di Langit Indonesia.

Sebelum beralih ke fenomena hujan meteor, terlebih dahulu mimin jelaskan apa itu hujan meteor.

Hujan meteor adalah sejumlah meteor yang jatuh dan melewati permukaan Bumi dalam jumlah banyak, sehingga terlihat seperti hujan yang turun. Meteor sendiri sebenarnya adalah ketampakan jalur jatuhnya meteoroid ke atmosfer.

Ketampakan ini disebabkan oleh panas yang dihasilkan tekanan ram, yakni tekanan pada objek yang melintas dengan kecepatan tinggi saat memasuki atmosfer Bumi.

Meteoroid (serpihan batuan kecil (berukuran kurang dari 12 meter) yang berasal dari asteroid, komet maupun planet) yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi menyebabkan terjadinya hujan meteor.

Nah Sobat Astronomi, di November ini, terdapat lima hujan meteor yang akan terjadi, namun hanya dua yang dapat diamati di Indonesia yaitu Taurid Utara dan Leonid. Penjelasan lebih lengkapnya ada di bawah ini,

 

1. Taurid Utara

Ini merupakan hujan meteor dengan titik radiant (titik asal kemunculan meteor) terletak di konstelasi Taurus bagian utara dekat gugus bintang Pleiades.

Hujan meteoor ini aktif sejak 20 Oktober hingga 10 Desember, berintensitas maksimum 5 meteor/jam saat di zenit pada 13 November.

Sobat Astronomi dapat menyaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut setelah Matahari terbenam (12 November) hingga terbenam di arah barat laut sebelum Matahari terbit (13 November).

Intensitasnya yang terlihat dari Indonesia hanya 3-4 meteor/jam karena ketinggian titik radian saat transit antara 57-74 derajat di atas ufuk utara.

 

2. Lenoid 

Ini adalan hujan meteor dengan titik radian (titik asal kemunculan meteor) terletak di konstelasi Leo. Hujan meteor ini tercatat sudah aktif sejak 6 hingga 30 November, berintensitas variatif antara 10-15 meteor/jam saat di zenit pada 18 November 2022.

Fenomena ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut setelah tengah malam (18 November) hingga meredup di arah utara sebelum Matahari terbit.

Intensitas di kota Sabang dan yang selintang bervariasi antara 9-14 meteor/jam, sedangkan intensitas di Rote Ndao dan yang selintang bervariasi antara 7-11 meteor/jam.

Hal ini dikarenakan ketinggian titik radian saat sebelum Matahari terbit antara 53-70 derajat di atas ufuk utara. Berasal dari sisa debu komet 55P/Tempel-Tuttle yang mengorbit Matahari dengan periode 33,3 tahun. Kelajuan geosentrik meteor ini mencapai 255.600 km/jam.

Sentimen: netral (76.2%)