Sentimen
Negatif (66%)
11 Nov 2022 : 00.48
Partai Terkait

Komisi II DPR Minta Pemerintah Cari Jalan Keluar Permasalahan Tenaga Honorer

11 Nov 2022 : 07.48 Views 1

Radarbangsa.com Radarbangsa.com Jenis Media: News

Komisi II DPR Minta Pemerintah Cari Jalan Keluar Permasalahan Tenaga Honorer

RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Yanuar Prihatin meminta pemerintah untuk mencari jalan keluar dari pendataan tenaga honorer. Sebab, menurutnya, pada prakteknya masih terdapat sektor yang belum terdata, seperti petugas kebersihan, petugas keamanan, dan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).

"Ternyata, di lapangan prakteknya banyak sekali hal yang menjadi perhatian pemerintah, termasuk perhatian DPR. Ada sektor yang tidak menjadi bagian untuk didata misalkan kebersihan, keamanan, dan bahkan juga termasuk BLUD. Saya kira ini beberapa isu penting di Komisi II dan Pemerintah harus mencari jalan keluarnya," katanya seperti dilansir dari laman resmi DPR RI, Kamis, 10 November 2022.

Diterangkannya, saat ini isu tenaga honorer merupakan isu yang terus-menerus diperbincangkan dan menjadi perhatian yang sangat serius, terutama di Komisi II. Hal ini dampak dari dikeluarkannya Surat Edaran MenPAN-RB Nomor B/185/M.SM.02.03/2022 yang isinya menekankan pada penghapusan tenaga honorer per 28 November 2023.

"Ini terus terang menimbulkan kegoncangan di banyak pihak, terutama di kalangan tenaga honorer. Karena tentu mereka berharap bisa menjadi PPPK atau ASN tetapi ketika ada surat edaran itu semua menjadi gelisah," ujar Politisi PKB ini.

Yanuar menyampaikan, Komisi II telah membentuk Panja (Panitia Kerja) dan ke depannya akan menjadikannya Pansus (Panitia Khusus) untuk menyelesaikan permasalahan mengenai tenaga honorer.

"Kita sedang memantau dulu perkembangannya. Karena pendataan (tenaga honorer) kan belum selesai. Nanti kita cek and recheck masalah di pendataan ini seperti apa, kemudian kita akan diskusi juga dengan KemenPAN-RB. Komisi II ini sendiri turut berkepentingan agar pemerintah segera menyiapkan bahan-bahan ini untuk kita diskusi lebih lanjut di Komisi II," tutupnya.

Sentimen: negatif (66.6%)