Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Sekretaris Direktorat Jenderal, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Tokoh Terkait
Dosen Vokasi Harus Memiliki Kompetensi Global
Koran-Jakarta.com Jenis Media: Nasional
JAKARTA - Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Saryadi, menyebut dosen vokasi harus memiliki kompetensi global. Pihaknya berkomitmen mendorong hal tersebut dengan memberangkatkan dosen vokasi ke luar negeri untuk sertifikasi kompetensi dan profesi serta magang bersertifikat.
"Ini dilaksanakan untuk menjawab tantangan dan tuntutan revolusi industri 4.0. Dosen pendidikan tinggi vokasi dituntut untuk memiliki kompetensi, wawasan, dan pengetahuan terkait perkembangan dan dinamika industri berskala internasional," ujar Saryadi, di Jakarta, Rabu (9/11).
Dia mengatakan, pihaknya telah memberangkatkan 82 dosen vokasi ke Inggris dan Amerika Serikat. Selain sertifikasi dan magang, peserta wajib menggali sebanyak-banyaknya pengetahuan, wawasan, dan pengalaman penyelenggaraan proses pembelajaran pendidikan vokasi di perguruan tinggi bereputasi global tersebut.
Dia menambahkan, mereka juga diberi tugas untuk menjalin kerja sama dan networking dengan beberapa universitas di negara yang dituju. Dia berharap, para dosen tersebut akan menjadi agen perubahan dan inovasi bagi perguruan tinggi asal mereka.
Baca Juga :
Kemendikbudristek Dorong Riset Para Dosen Vokasi"Melalui perubahan dan inovasi tersebut, diharapkan akan dapat membawa perguruan tingginya ke dalam ekosistem dan tata kelola perguruan tinggi vokasi yang baik dan sehat untuk menuju reputasi perguruan tinggi global dan siap untuk bersaing di kancah internasional," jelasnya.
Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya, Kemendikbudristek, Henri Tambunan, mengatakan, ada 744 dosen vokasi yang mengikuti program tersebut baik dengan skema dalam maupun luar negeri. Untuk skema luar negeri, terpilih 194 dosen vokasi dari PTN dan PTS yang akan melaksanakan program di 13 perguruan tinggi serta industri di empat negara asing, yaitu Inggris, Jerman, Amerika, dan Singapura.
"Untuk dapat mengikuti program ini, peserta harus melewati serangkaian panjang proses seleksi yang sangat ketat, yang dilaksanakan secara akuntabel dan transparan, yaitu seleksi administrasi dan substansi, dengan melibatkan 48 orang reviewer nasional," katanya.
Wakil Rektor University of Rhode Island (URI), Kristin Johnson, menyambut kerja sama ini dengan senang dan bangga, karena universitasnya terpilih sebagai salah satu penyelenggara program. Menurutnya, kerja sama ini jangan hanya sebatas pelatihan, tetapi ke depannya juga harus diperluas dengan bentuk kerja sama yang lain, seperti program double degree, joint research, joint publication, visiting professor, staff mobility, student mobility, international conference, dan kegiatan ilmiah lainnya.
"Kami telah menyiapkan para profesor terbaik untuk menggembleng para dosen, khususnya dalam bidang kemaritiman, perikanan, dan juga ilmu farmasi serta riset herbal medicine, yang merupakan program pelatihan unggulan dari URI," terangnya.
Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup
Sentimen: positif (66%)