Sentimen
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Sibuk Urus Capres-Cawapres, Pengamat Minta Jokowi Selesaikan Seluruh Janji Kampanye Dulu
Jitunews.com Jenis Media: Nasional
urusan capres seharusnnya diserahkan saja kepada ketua ketua partai.
JAKARTA, JITUNEWS.COM- Pemerhati sosial politik, Uchok Sky Khadafi mengatakan Presiden Joko Widodo dan wakil presiden Ma'ruf Amin sebaiknya fokus menyelesaikan janji-janji kampanye sebelum habis masa jabatannya.
"Jangan seperti sekarang, wakil preesiden Ma'ruf Amin seperti mobil mogok, sampai saat ini, tidak tahu apa yang dia lakukan sebagai wapres. Begitu juga dengan Jokowi, sibuk dengan urusan capres dan Partai politik," ujar Uchok di Jakarta, Rabu (9/11/2022).
Uchok menegaskan urusan capres seharusnnya diserahkan saja kepada ketua ketua partai.
Sebut Pulau Jawa Harus Dijaga, Mardani: Jadi Kunci Kemenagan PKS di 2024
"Sebaiknya Presiden Jokowi tidak terlalu dalam intervensi ke dapur partai politik, apalagi ingin mengelola capres hanya dengan dua pasangan capres di Pilpres 2024," kata Uchok.
Aktivis 98 itu menilai akibat Presiden Jokowi sibuk dengan urusan capres maka janji-janji kampanyenya seperti kemiskinan turun dan kartu sembako murah hanya menjadi janji dan mimpi belaka.
"Sekarang malahan angka kemiskinan naik, yang pada tahun 2020 sebanyak 27.55 juta, dan pada 2022 berpotensi melonjak menjadi 10,81 persen atau setara 29,3 juta penduduk, dan ditambah lagi sembako naik gara gara BBM dinaikin seenak saja," kata dia.
Dalam hal ini, Uchok menyarankan presiden Jokowi untuk fokus menunaikan janji-janji kampanyenya.
Dia mencatat, setidaknya ada beberapa janji kampanye Jokowi yang belum terealisasi dengan baik.
"Pertama, soal menurunkan angka kemiskinan dan kartu sembako murah itu belum terlaksana sebagaimana janjinya. Kedua, klaim jaminan pendidikan dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah juga belum merata. Ketiga, program Mekaar dan UMI (Pembiayaan Ultra Mikro) masih di bawah harapan. Keempat, sertifikasi tanah dan konsesi lahan masih banyak problem," papar Uchok.
"Kelima, dana desa akan capai Rp 400 Triliun tapi realisasinya masih sangat minim. Keenam, Koperasi petani dan bank mikro nelayan hanya angan-angan belaka. Ketujuh, Rasio elektrifikasi dan pemanfaatan energi terbarukan belum maksimal. Kedelapan, Kartu Pra-Kerja masih banyak masalah juga. Kesembilan, Permudah usaha generasi muda belum ada implementasinya. Kesepuluh, Akses internet cepat juga masih jadi angan-angan," pungkasnya.
Soal Parpol Minta Restu Jokowi Sebelum Usung Capres, Pengamat: Rezim SBY Tidak Mengatur Urusan PilpresSentimen: positif (99.9%)