Sentimen
Positif (80%)
9 Nov 2022 : 19.04
Tokoh Terkait

Lima Tren Generasi Alfa yang Ubah Masa Depan Dunia Kerja

Infosurabaya.id Infosurabaya.id Jenis Media: News

9 Nov 2022 : 19.04
Lima Tren Generasi Alfa yang Ubah Masa Depan Dunia Kerja

Angkatan kerja saat ini telah diisi dari berbagai generasi, di antaranya Gen X, Y, dan Z. Namun, Gen Alfa atau generasi terbaru akan membentuk masa depan dunia kerja dengan cara luar biasa.

Gen Alfa merupakan mereka yang lahir pada tahun 2010 sampai 2024. Mereka ini sangat gesit dalam berteknologi. Menurut lembaga penelitian McCrindle, sebanyak 11 persen dari tenaga kerja secara global didominasi oleh Gen Alfa pada 2030.

Dr. Alex Denni Presiden Komisaris Wagely mengungkapkan sejumlah persiapan tempat kerja dapat dilakukan untuk Gen Alfa.

“Tidak pernah terlalu dini untuk mulai berpikir tentang Gen Alfa karena ini adalah kesempatan untuk meninjau dan menjelajahi strategi SDM yang akan memberi keunggulan bagi perusahaan dalam menarik dan mempertahankan generasi ini di kemudian hari,” ujar Alex, saat melakukan siaran resmi, Rabu (9/11/2022).

Di Indonesia usia minimum untuk bekerja adalah 15 tahun, dengan beberapa pengecualian seperti 13 tahun untuk pekerjaan ringan dan 18 tahun untuk pekerjaan berbahaya atau berat. Gen Alfa akan mulai mendominasi tempat kerja pada tahun 2028.

“Untuk lebih memahami bagaimana perusahaan dapat mendukung generasi ini, mari kita lihat seperti apa masa depan dunia kerja yang akan dibentuk Gen Alfa,” katanya.

Penerapan konsep Learning 5.1 di tempat kerja

Dr. Alex Denni dalam bukunya Learning 5.1: Tiba Duluan Di Masa Depan,  menjelaskan bahwa di era Industri 5.0, termasuk Gen Alfa, seseorang perlu memiliki mindset, skillset, dan toolset baru agar terus bertumbuh dan berkembang.

Dia juga menyarankan perusahaan untuk menciptakan budaya learning. Ini dimaksudkan bahwa agar setiap karyawan mau belajar dan mengajar sambil bekerja. Sehingga tanpa sadar seseorang menjadi kompeten untuk mengerjakan tugas masing-masing.

Mengutip Antara, konsep Learning 5.1 menghadirkan pola pikir baru bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk dipelajari. Apalagi peran teknologi berpengaruh di semua aspek, sehingga dapat mengakses beragam pengetahuan yang lebih luas dan tak terbatas bagi Gen Alfa.

Selain itu, konsep pembelajaran ini menjelaskan bahwa setiap orang adalah pembelajar maupun pengajar. Jadi pengetahuan tidak hanya satu arah, melainkan lebih dari dua arah.

Konsep ini juga sudah tidak ada lagi istilah mentor-mentor atau atasan-bawahan sebagai proses pembelajaran di lingkungan kerja masa depan.

Memanfaatkan teknologi dan metaverse untuk bekerja

Tidak seperti generasi sebelumnya, Gen Alfa sejak sekolah dasar sudah mempelajari berbagai topik seperti AI dan bahasa pemrograman. Mereka adalah generasi yang terintegrasi secara teknologi karena telah terbiasa berbagai alat perangkat pintar. Hal ini berpeluang bagi mereka belajar lebih cepat dan dapat menerapkan di dunia kerja. Bahkan, mereka merasa nyaman saat menggunakan metaverse untuk pelatihan. Misalnya seorang insinyur mekanik bisa melakukan simulasi penyelesaian masalah melalui metaverse.

Kesejahteraan di tempat kerja menjadi prioritas lebih dari sebelumnya

Tumbuh di tengah pandemi, ketidakpastian ekonomi, dan tren kerja jarak jauh membuat kesejahteraan menjadi agenda utama ketika Gen Alfa memasuki dunia kerja. Bahkan, beberapa tahun terakhir ini kesejahteraan kian meningkat. Studi Global Talent Trends 2022 dari Mercer mengungkap, program kesejahteraan termasuk dalam lima alasan teratas mengapa karyawan bertahan. Maka dari itu, perusahaan harus memastikan kesejahteraan karyawan secara emosional, fisik, sosial, dan finansial.

Keberagaman dan Inklusi wajib diwujudkan

Gen Alfa saat memasuki dunia kerja akan ada banyak keberagaman dalam posisi pimpinan. Bagi mereka lebih penting memperlakukan semua orang secara setara tanpa memandang ras, suku, warna kulit, dan asal negara. Kesetaraan gender juga sama pentingnya bagi generasi ini. Tumbuh di dunia yang beragam membentuk pandangan dan harapan Gen Alfa. Mereka tidak akan sungkan untuk keluar jika perusahaan mendukung sesuatu secara publik, padahal sebenarnya mengabaikan.

Preferensi tempat kerja dan hasrat untuk membuat dampak positif

Bekerja dari mana saja merupakan norma baru bagi Gen Alfa. Selama pandemi, mereka sekolah secara daring sehingga transisi menuju kerja di mana saja akan lebih mudah. Selain itu, Gen Alfa ingin bekerja untuk perusahaan yang sejalan dengan nilai-nilai yang mereka pegang. Mereka akan merasa puas dengan pekerjaan yang mereka lakukan, apabila perusahaan memberikan dampak positif, terutama pada isu-isu utama yang menjadi perhatian mereka seperti perubahan iklim, inklusi keuangan, dan pemberdayaan perempuan.(Aggregator)

Sentimen: positif (80%)