Terdakwa pembunuhan berencana dan perintangan penyidikan terhadap Brigadir Yosua atau Brigadir J, Ferdy Sambo, menanggapi keterangan para saksi dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), hari ini (8/11). Persidangan itu beragendakan pemeriksaan saksi dengan terdakwa dirinya dan Putri Candrawathi.

Menurut Ferdy Sambo, saat itu dia menjemput Putri dengan membuka pintu kamar secara langsung dan membawa Putri keluar kamar tanpa melihat jasad Brigadir J. Hal itu dijelaskan mantan jenderal bintang dua itu sebagai bantahan dari keterangan ajudannya, Adzan Romer.

“Karena saya menghindari istri saya melihat tubuh korban,” kata Ferdy Sambo dalam persidangan, Selasa (8/11). 

Ferdy Sambo meyakini, dirinya tidak menggunakan sarung tangan seperti tudingan Romer. 

Sebelumnya, Romer mengatakan bosnya  menggunakan sarung tangan hitam kala peristiwa pembunuhan Yoshua terjadi. Romer juga sempat menuding senjata yang jatuh adalah punya Sambo.

“Senjata yang jatuh bukan senjata HS, tetapi senjata pribadi saya,” ucap Sambo.

Terkait, perjalanannya pada 6 dan 7 Juli 2022. Pada waktu itu dirinya mengantarkan anaknya ke sekolah malam hari, sebelum acara ulang tahun dengan niatan kejutan.

Sementara, keterangan 7 Juli 2022, mereka pulang bukan waktu maghrib melainkan pukul 20.00 WIB.