Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Duren Tiga, Magelang
Kasus: covid-19, pembunuhan, penembakan
Tokoh Terkait
Brigadir Yosua Hutabarat
Sudah Lama Mengabdi, Kuat Maruf Berani Pegang Tubuh Putri Candrawati, Hakim Heran: Nggak Masuk Akal
Ayobandung.com Jenis Media: Nasional
AYOBANDUNG.COM -- Sopir Ferdy Sambo dan Putri Candrawati, Kuat Maruf rupanya sempat memegang tubuh Putri Candrawati saat Putri terjatuh di kamar mandi rumah Magelang.
Hal tersebut diungkapkan oleh asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Susi saat memberi keterangan dalam sidang lanjutan pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat dengan terdakwa Bharada Eliezer di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022) lalu.
Keterangan Susi itu membuat hakim bertanya-tanya soal peran Kuat Maruf yang hanya sebagai sopir, namun berani menyentuh majikannya.
Baca Juga: Bolehkah Sidang Bharada E digabung Ricky Rizal, dan Kuat Maruf? Begini Kata Pakar Hukum Pidana
Apakah hal ini terjadi karena Kuat Maruf sudah lama mengabdi untuk Ferdy Sambo dan Putri Candrawati?
Dalam sidang tersebut, Susi menjelaskan soal kejadian demi kejadian di rumah Magelang yang terjadi pada 7 Juli 2022 atau sehari sebelum Brigadir J tewas ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo.
Susi menyebut saat itu dirinya diminta Kuat Maruf naik ke lantai 2 untuk mengecek Putri.
Menurut pengakuan Susi, Putri sudah dalam keadaan tergeletak di kamar mandi ketika dirinya tiba di lantai 2.
Baca Juga: Heboh Kabar Suami Susi Kembalikan Duit Sogokan dari Ferdy Sambo, Benarkah? Cek Faktanya!
Hakim lalu bertanya Putri mengenakan pakaian seperti apa pada saat terjatuh itu.
"Pakai apa Putri saat itu?" tanya hakim, dikutip dari Suara.com.
"Kaus lengan pendek," kata Susi.
"Bawahannya?" tanya hakim.
"Lupa," jawab Susi.
"Tadi katanya raba-raba kaki, terlalu banyak bohong Saudara ini," ujar hakim.
Baca Juga: Putri Candrawati Jadi Rebutan Ajudan dan Kuat Maruf? Ini Dugaan Kamaruddin Simanjuntak
Keterangan Susi yang berubah-ubah membuat Hakim terus menanyakan apa yang disampaikan Putri saat dipeluk Susi.
Susi menyebut tidak ada padahal sebelumnya Susi mengatakan Putri sempat bicara agar Yosua tidak naik ke lantai 2.
"Setelah Saudara peluk, apa yang disampaikan Putri?" tanya hakim lagi.
"Nggak ada," jawab Susi.
"Tadi Saudara ngomong Yosua tidak boleh naik, ketahuan bohong Saudara," cecar hakim.
Baca Juga: Kuat Maruf Cemburu, Pergi 2 Tahun Langsung Terlibat Pembunuhan Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak Buka Hal Ini
Susi kemudian menceritakan momen saat Kuat Maruf ikut membantu mengangkat Putri yang tergeletak di kamar mandi.
Susi menyebut Kuat ikut memegang kaki dan badan Putri ketika Putri tergeletak di kamar mandi, dan mengatakan bahwa kaki Putri dingin.
"'Sus, kenapa Ibu?' Terus saya jawab 'Saya tidak tahu, Om'. Saya sebut, sudah tergeletak di sini, Om Kuat memegang badan dan kakinya 'Ini kakinya dingin, Om Kuat'," ujar Susi.
Hakim heran mengapa Kuat berani menyentuh tubuh majikannya, padahal Kuat Maruf hanya seorang sopir.
"Om Kuat sopir? Kok berani dia megang tubuhnya? Kok dia berani megang tubuhnya? Harus Saudara Putri (yang) memapah ke kasur itu masuk akal macam kayak dokter nanya dulu, 'Oh, saya megang kakinya dulu ya'," ujar hakim.
"'Kenapa Sus kayak gini?'" ujar Susi mencontohkan omongan Kuat saat itu.
"Cerita kamu nggak masuk di akal," ujar hakim.
Baca Juga: Terkuak Motif Kuat Maruf Bilang Ini ke Putri Candrawati, Soal Perasaan?
Sudah Lama Mengabdi
Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simajuntak berasumsi Kuat Maruf punya pengaruh karena masa pengabdiannya di keluarga Sambo.
"Kuat ini orang paling senior. Dia informasinya sudah bekerja kurang lebih selama 10 tahun di rumah Ferdy Sambo, bahkan mulai dari sebelum rumah Saguling dibangun. Posisinya sebagai sopir dari PC," jelas Kamaruddin, seperti dikutip dari kanal YouTube metrotvnews.
Kuat Maruf sempat tidak bekerja selama 2 tahun akibat terpapar Covid-19. Ia baru kembali beberapa saat sebelum pembunuhan Brigadir J.
Diduga Kuat Maruf menginginkan kematian Brigadir J karena adanya kecemburuan.
"Di antara para sopir dan ajudan ini ada saling cemburu-cemburuan, karena menyangkut kepercayaan dari si majikan,"papar Kamaruddin.
Ia lantas mencontohkan peralihan kepercayaan di kalangan ajudan Sambo. Awalnya sang mantan Kadiv Propam lebih percaya kepada Matius, yang kini pindah kepada
Kamaruddin juga membeberkan bahwa di antara para ajudan Sambo, Daden Miftahul Haq adalah anak emas Ferdy Sambo, sementara Brigadir J disebut-sebut anak emas Putri Candrawathi.
Baca Juga: Fakta Mencengangkan Soal Kuat Ma’ruf dan Putri Candrawati Terkuak di Persidangan, Ternyata Mereka Berdua...
"Daden adalah anak emas dari Ferdy Sambo, sedangkan Yosua ini sempat disayang pula oleh ibu Putri. Jadi Daden untuk Ferdy Sambo, Yosua kesayangan dari Ibu, makanya sering diberikan hadiah-hadiah, diberi (ucapan) ulang tahun dengan caption romantis," beber Kamaruddin.
"Sehingga Kuat di sini cemburu dengan kedekatan itu?" kata Kamaruddin.
Sang pengacara menduga hal itulah yang menimbulkan kecemburuan bagi Kuat, mengingat Kuat yang sudah lebih lama bekerja di rumah Sambo.
"Ada dugaan begitu. Nah kemudian Kuat ini yang mempengaruhi pola pikir dari Putri Candrawathi, mendorong Putri Candrawathi melaporkan hal yang enggak-enggak kepada suaminya, Ferdy Sambo," ucapnya.
Kemudian Ferdy Sambo diduga terpengaruh oleh cerita Putri yang telah dihasut Kuat, hingga berujung dengan peristiwa penembakan keji di rumah Duren Tiga.
Apalagi, menurut Kamaruddin, Kuat sehari-hari bekerja bersama Putri sehingga sangat mungkin memberi pengaruh pada Putri.***
Sentimen: negatif (88.9%)