Sentimen
Positif (99%)
7 Nov 2022 : 09.54
Informasi Tambahan

Club Olahraga: Chelsea, Arsenal

Event: Liga Inggris

Institusi: DUDI

Kab/Kota: Surabaya

Kasus: stunting

Tokoh Terkait
Benny Bandanadjaja

Benny Bandanadjaja

Peminat Matching Fund Vokasi Meningkat 300 Persen, Rp68 Miliar Disiapkan Pemerintah

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

7 Nov 2022 : 09.54
Peminat Matching Fund Vokasi Meningkat 300 Persen, Rp68 Miliar Disiapkan Pemerintah

PIKIRAN RAKYAT - Ajuan proposal reka cipta untuk mendapatkan bantuan pendanaan pemerintah melalui skema Matching Fund Vokasi meningkat sampai 300 persen pada tahun 2022.

Seiring dengan bertambahnya jumlah proposal, pendanaan dari pemerintah untuk program tersebut pun meningkat, mencapai Rp68 miliar.

Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Kemendikbudristek, Benny Bandanadjaja mengatakan, pada tahun 2022, program Matching Fund Vokasi telah mengumpulkan 176 proposal reka cipta.

Baca Juga: Taeyong NCT 127 Pamer Pakai Batik Pemberian Jerome Polin

Ratusan proposal itu berasal dari 70 Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Vokasi (PTPPV) serta 156 mitra industri.

"Dibandingkan tahun lalu, jumlah proposal pengusul pada tahun ini meningkat cukup signifikan, yakni mencapai 300 persen,” katanya dalam keterangan pers, Minggu, 6 November 2022.

Ia berharap kenaikan tersebut bisa menjadi indikator semakin meningkatnya metode pembelajaran mahasiswa vokasi di Indonesia.

Baca Juga: Sering Mengalami Migrain? Kenali 10 Makanan dan Minuman yang Wajib Dihindari untuk Cegah Kekambuhan

Menurutnya, salah satu tujuan dari program ini adalah untuk mengembangkan metode pembelajaran mahasiswa yang mengajak mahasiswa untuk terlibat langsung dengan dunia usaha dunia industri (DUDI) melalui model pembelajaran di dalam teaching factory/teaching industry.

"Mahasiswa akan mendapatkan pengalaman praktik sekaligus pembelajaran berbasis proyek atau project-based learning (PBL)," katanya.

Program Matching Fund Vokasi 2022 merupakan program pendanaan dari Ditjen Diksi yang melibatkan insan perguruan tinggi vokasi dan DUDI untuk bersama-sama terlibat dalam menjawab tantangan dunia industri dalam membentuk ekosistem Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Baca Juga: Prediksi Chelsea vs Arsenal di Liga Inggris, Head to Head, Susunan Pemain, dan Prakiraan Skor

Platform Kedaireka sendiri sudah diluncurkan sejak 2020 lalu dan sasaran dari program ini adalah perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta.

Setelah perguruan tinggi dan DUDI menyepakati kemitraan melalui Kedaireka, dosen perguruan tinggi dapat mengajukan proposal Matching Fund.

Pendanaan Meningkat

Pada 2021 ke 2022, sebaran wilayah proposal pada program Matching Fund Edisi Vokasi 2022 di beberapa daerah pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Seiring dengan bertambahnya jumlah proposal, pendanaan dari pemerintah untuk program tersebut pun meningkat pesat. Peningkatan pendanaan ini bahkan mencapai angka 100 persen.

"Pada tahun 2021, total jumlah dana yang disalurkan oleh Ditjen Diksi untuk program ini adalah sebesar Rp30 miliar. Sementara di 2022, total dana yang disalurkan meningkat menjadi Rp68 miliar. Dana tersebut nantinya akan disalurkan sesuai proposal yang masuk ke Kedaireka," ujar Benny.

Adapun di tahun 2022, program Matching Fund melalui Kedaireka mengusung lima tema prioritas yaitu Ekonomi Biru, Ekonomi Digital, Ekonomi Hijau, Kemandirian Kesehatan, dan Pengembangan Pariwisata. Selain lima tema tersebut, Matching Fund 2022 juga membuka tema umum lainnya untuk proposal.

Ekonomi biru mencakup budidaya dan pengelolaan sumber daya laut dan pengembangan teknologi pengelolaan sumber daya laut.

Ekonomi digital berupa pengembangan industri gim dan animasi, pembuatan dan pengembangan layanan berbasis teknologi untuk UMKM. Ekonomi hijau meliputi pertanian berkelanjutan, konservasi sumber daya, serta energi terbarukan.

Sementara itu, tema kemandirian kesehatan meliputi pembuatan dan pengembangan alat kesehatan, pembuatan dan pengembangan obat herbal dan non-herbal serta penanganan permasalahan stunting.

Adapun Pengembangan Pariwisata mencakup pengembangan dukungan program wisata di lima destinasi super prioritas, pengembangan platform dan data base untuk melakukan kurasi budaya.

"Melalui tema-tema ini, perguruan tinggi vokasi dan mitra industri di tanah air diberi kesempatan berkolaborasi untuk dapat menghasilkan karya reka cipta yang solutif dan inovatif di tengah kebutuhan dan tantangan masyarakat," ujar Benny.

Salah satu proyek Matching Fund Vokasi yang sedang berjalan adalah proyek revitalisasi kapal yang diketuai oleh I Putu Arta Wibawa dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).

Proyek tersebut dimulai dari Direktorat Jenderal Kebudayaan yang mencanangkan program Jalur Rempah.

"Karena itu, dibuatlah proyek revitalisasi kapal ikan tradisional. Kapal kuno direvitalisasi agar bisa dioperasikan secara modern," ujar Benny.

Proyek bertajuk "Revitalisasi Ekosistem Kapal Kayu Tradisional Untuk Menunjang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Berkelanjutan" ini tidak hanya melibatkan institusi PPNS, tetapi juga mitra industri yaitu PT Tunas Maritim Global. Ia mengatakan, Kemendikbudristek turut mendukung penuh dengan memberikan dana sebesar Rp2 miliar melalui program Matching Fund.

"Dalam pelaksanaannya, proyek ini melibatkan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan di PPNS, industri, pengrajin kapal kayu, dan sebagainya. Dengan begitu, kerja sama ini mendorong mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman praktik dan pembelajaran berbasis PBL," ucap Benny.

Selain mendukung pembelajaran mahasiswa di kampus, kolaborasi melalui program Matching Fund Vokasi 2022 ini juga menjadikan dunia pendidikan sebagai motor inovasi reka cipta yang mendorong akselerasi proses hilirisasi teknologi di Indonesia.

Hilirisasi ini dapat terlihat dari salah satu produk hasil pendanaan MF tahun 2021, yaitu "Hilirisasi Produk Transponder RFID Dan Aplikasinya Untuk Inventarisasi Barang" oleh Budi Sugandi dari Politeknik Negeri Batam (Polibatam).

Produk unggulan yang telah dihasilkan melalui kegiatan hilirisasi ini adalah transponder RFID Tag disertai aplikasinya untuk inventarisasi barang. Produk RFID Tag yang telah berhasil dibuat memiliki desain yang unik dengan geometri RFID Tag berbentuk elips.

Antena pada RFID Tag yang telah berhasil dibuat berbentuk elips dengan panjang elips berkisar 30 mm dan lebarnya 20 mm.

Dengan bentuk yang unik tersebut, RFID Tag Polibatam memiliki potensi untuk mendapatkan hak cipta dalam desain industri dan juga paten sederhana. (Muhammad Ashari)*** **

Sentimen: positif (99.2%)