Jakarta: Pemerintah berupaya menurunkan angka kesakitan dan kematian anak akibat gangguan ginjal akut pada anak (GGAPA). Salah satunya melalui pemberian terapi obat Fomepizole Injeksi sebagai antidot (penawar) intoksikasi Etilen Glikol (EG)/Dietilen Glikol (DEG) dalam darah.
 
“Fomepizole menjadi bagian dari terapi pengobatan, dan diberikan secara gratis kepada pasien. Kami tidak lakukan komersialisasi obat,” tegas juru bicara Kementerian Kesehatan, Muhammad Syahril, dikutip pada Sabtu, 5 November 2022.
 
Penggunaan Fomepizole berdampak positif bagi pasien GGAPA. Sebanyak 95 persen pasien di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan perkembangan yang terus membaik selama mendapatkan terapi. Artinya, efikasi terapi tersebut baik dalam memberikan kesembuhan dan mengurangi perburukan gejala.

-?

- - - -
“Saya ulangi, tidak ada komersialisasi obat, tujuannya semata-mata untuk keselamatan anak Indonesia,” kata Syahril.
 
Sebanyak 246 vial Fomepizole sudah didatangkan pemerintah Indonesia. Sebanyak 146 vial Fomepizole yang sudah didistribusikan kepada 17 rumah sakit di 11 provinsi, sedangkan 100 vial menjadi buffer strok pusat.
 
“Kita cukup beruntung saat ini ada 246 vial Fomepizole yang sudah ada di Indonesia dimana sebagian besar atau 87 persen nya adalah donasi gratis dari negara lain," ucap Syahril.
 
Rumah Sakit yang sudah mendapatkan distribusi Fomepizole, yaitu RSUD Zainoel Abidin Aceh; RSUP Prof Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Bali; RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta; RSAB Harapan Kita, RSUP Fatmawati, dan RSCM Jakarta; RSUP Hasan -ikin, RSUD Dr. Hafiz dan RSU Hermina Mekarsari, Jawa Barat; RSUD Bangli dan RSUD Dr. Saiful Anwar, Jawa Timur; RSUD Dr. Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat; RSUD Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah.
 
Lalu, RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Sulawesi Selatan; RSUP Dr. M Djamil, Sumatera Barat; RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Sumatra Selatan; dan RSUP H. Adam Malik, Sumatra Utara. Donasi Fomepizole ini diberikan secara cuma-cuma oleh Australia dan Jepang. (Naufal Zuhdi)
 

(AZF)