Sentimen
Negatif (99%)
6 Nov 2022 : 20.00
Informasi Tambahan

Institusi: UNAIR, Universitas Airlangga

Kab/Kota: Surabaya, Malang, Bangkalan, Madura

Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan Libatkan 6 Dokter PDFI Jawa Timur

7 Nov 2022 : 03.00 Views 1

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan Libatkan 6 Dokter PDFI Jawa Timur
Malang: Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) cabang Jawa Timur menerjunkan enam orang dokter forensik untuk melakukan autopsi dan ekshumasi korban tragedi Kanjuruhan. Lokasinya berada di Tempat Permakaman Umum (TPU) Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
 
"Kami PDFI cabang Jawa Timur mendapat permintaan dari penyidik berupa surat permintaan visum et repertum untuk melaksanakan penggalian jenazah korban tragedi Kanjuruhan. Kami PDFI cabang Jawa Timur membentuk tim independen yang terdiri dari dua penasehat dan enam operator," kata Ketua PDFI Cabang Jatim, Nabil Bahasuan, Sabtu, 5 November 2022.
 
Nabil menerangkan ada tiga fakultas kedokteran (FK) yang dilibatkan dalam pelaksanaan autopsi kali ini. Antara lain FK Universitas Hangtuah Surabaya, FK Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dan FK Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

-?

- - - -
Selain itu, pihaknya juga melibatkan empat fasilitas kesehatan di Jawa Timur, yakni RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, RSUD dr Soetomo Surabaya, RSUD Syarifah Ratoe Ebo Kabupaten Bangkalan Madura, dan RS Unair Surabaya.
 
"Mohon doa masyarakat sekalian agar tim kami bisa menyelesaikan tugas ini. Izinkan kami untuk bekerja. Kami sudah menyiapkan ini dan sudah persiapan waktu," imbuhnya.
 
Baca: Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan Berlangsung Transparan, Aremania Diperbolehkan Datang

Dihadiri Aremania

Autopsi berlangsung secara transparan. Sejumlah Aremania dipersilakan menyaksikan. Tim Gabungan Aremania (TGA) telah mengajukan sebanyak 10 orang untuk melihat proses autopsi.
 
Salah seorang perwakilan dari TGA, Dadang Hermawan, mengatakan, pihaknya bakal mengawal langsung proses autopsi dan ekshumasi kali ini. Pihaknya juga telah mengirimkan surat kepada pihak polisi.
 
"Kita sudah memberi surat utusan kepada 10 orang dari tim TGA untuk datang dan mengawal, mungkin untuk melihat langsung. Tapi ini tadi juga dari kepolisian masih belum bisa memastikan berapa orang yang boleh masuk, karena takutnya mengganggu proses autopsi tersebut," ucap Dadang.
 
Pihak yang mengajukan autopsi adalah Devi Athok, 48. Warga Bululawang, Kabupaten Malang itu mengajukan autopsi untuk dua putrinya yang meninggal dunia pada tragedi Kanjuruhan, yakni Natasya Deby Ramadhani, 16, dan Naila Deby Anggraeni, 13. 
 
Dadang berharap, pelaksanaan autopsi ini bisa memberikan penjelasan terkait kondisi dan penyebab korban meninggal dunia. Sebab, menurutnya Natasya dan Naila meninggal dalam kondisi tubuh yang membiru.
 
"Dari rekan-rekan dan juga dari pihak keluarga korban itu sudah menerangkan bahwa pada posisi jenazah saat dimandikan itu posisi pada adik Lala (Naila) itu leher ke atas yang biru dan mengeluarkan busa. Kalau adik Tasya (Natasya) itu, kakaknya itu, dari bagian dada ke atas lebam biru, dia juga mengeluarkan darah dari telinga dan hidung," jelasnya.
 

(NUR)

Sentimen: negatif (99.9%)