Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Depok
Kasus: Narkoba, pembunuhan, penganiayaan
Tokoh Terkait
Fakta Baru Ayah Bunuh Anak di Depok, Kerap Pulang Pagi, Nyabu Bareng Temen-temennya
Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional
POJOKSATU.id, DEPOK- Rizki Noviandi Ahmad (31) pelaku pembunuhan anak pertamanya yang bernama Keyla Putri Cantika (11) kelas 6 SD dan penganiayaan istrinya di Depok ternyata sebelum menghabisi nyawa anaknya, pelaku sebelumnya mengkonsumsi narkoba jenis sabu.
Barang haram itu sengaja dikonsumsi pelaku bersama teman-temannya, tujuannya tak lain untuk melancarkan aksi kejahatannya untuk menghabisi nyawa anak dan istrinya.
“Jadi dia bukan mabuk ya, tapi menggunakan sabu,” kata Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Imran Edwin Siregar saat dihubungi, Jumat (4/11/2022).
Menurut Kombes Imran, pelaku ini juga sering cekcok dengan istrinya, sehingga pelaku sering pulang pagi karena tak merasa betah di rumah.
“Pelaku sering pulang pagi. (Karena) cekcok dengan istrinya,” ujarnya.
BACA : Tak Ada Penyesalan, Ayah Pembunuh Anak di Depok Malah Bilang Puas : ‘Dua Setan’ Ini Udah Gua Bunuh
Kendati demikian, kata Kombes Imran, belum bisa pastikan apakah sang suami memang kerap mengkonsumsi sabu ataukah baru pertama kali. Sebab hal ini masih terus di dalami penyidik.
“Kita tidak tahu apakah itu setiap hari ya. Tapi pada saat kejadian itu, ini masih di dalami ya,” ujarnya.
Sebelumnya, Rizki Noviandi Ahmad (31) pelaku pembunuhan anak pertamanya yang bernama Keyla Putri Cantika (11) kelas 6 SD dan istrinya Nila Islamia usia 31 tahun (kondisi kritis) mengaku puas telah membunuh dua ‘dua setan’ di Perumahan Cluster Pondok Jatijajar, Tapos, Depok pada Selasa, 1 November 2022.
Aksi sadis itu terjadi ketika sang anak ingin berangkat sekolah dan terjadi keributan hebat, sehingga anaknya dibunuh secara sadis dengan menggunakan senjata tajam jenis parang.
Sang anak di temukan tetangga diruang tamu dengan kondisi tergeletak di ruang tamu yang berlumuran darah dan masih menggunakan seragam seragam sekolah sementara sang istri mengalami kekerasan dengan luka-luka di wajah dan tubuhnya hingga kritis.(Firdausi/pojoksatu)
Sentimen: negatif (100%)