Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Johns Hopkins University
Kasus: covid-19
Riset Baru soal Kekuatan Omicron, Bawa Risiko ke Orang Ini
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) membeberkan riset terbaru soal subvarian Omicron yang muncul saat ini. Dikatakan beberapa subvarian resisten terhadap perawatan antibodi dan berisiko bagi sejumlah kelompok rentan.
Ini utamanya untuk pasien HIV, penerima transplantasi ginjal, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan lainnya. Akibatnya, sistem kekebalan yang lemah sangat rentan terhadap Covid-19, apalagi di wilayah yang mengalami musim dingin.
"Dengan beberapa subvarian baru yang muncul, beberapa alat utama yang kita miliki untuk melindungi sistem kekebalan seperti Evusheld, mungkin tidak berfungsi ... Dan itu adalah tantangan besar," kata Kepala Gedung Putih Gugus Tugas Covid-19 AS, Dr. Ashish Jha, mengutip CNBC International, Jumat (28/10/2022).
Perlu diketahui, sejauh ini, mereka yang menderita kanker -yang telah menjalani transplantasi organ, orang yang hidup dengan HIV dan lainnya- menggunakan obat untuk penyakit autoimun. Salah satunya adalah Evusheld.
Ini adalah koktail antibodi yang dibuat dibuat oleh AstraZeneca dan sudah disahkan BPOM AS, Food and Drug Administration (FDA). Fungsinya untuk mencegah Covid pada orang berusia 12 tahun ke atas yang memiliki sistem kekebalan sedang atau berat.
Obat ini diberikan dalam dua suntikan, sebelum infeksi, setiap enam bulan. Meski Evusheld telah membantu mengisi celah dalam perlindungan, menurut National Institutes of Health (NIH) AS, banyak subvarian omicron yang resisten terhadap obat tersebut.
Di antaranya BA.4.6, BA.2.75.2, BF.7, BQ.1 dan BQ.1.1. Para ilmuwan di Universitas Columbia bahkan menemukan bahwa Evusheld telah benar-benar kehilangan keefektifannya terhadap subvarian BA.4.6.
Subvarian BQ.1 dan BQ.1.1 juga kemungkinan resisten terhadap bebtelovimab. Ini adalah obat antibodi monoklonal yang dikembangkan oleh Eli Lily untuk mencegah penyakit parah bagi orang dengan sistem kekebalan yang tertular Covid-19.
"Itu membuat orang dengan sistem kekebalan yang lemah semakin rentan karena subvarian ini meningkatkan sirkulasi di AS Saat omicron BA.5 menurun, segerombolan subvarian baru ini secara kolektif membentuk sekitar 38% infeksi di AS," tambah keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dalam data terbarunya.
Sementara itu ahli virologi di Universitas Johns Hopkins, Andrew Pekosz, mengatakan menemukan cara untuk melindungi orang dengan sistem kekebalan yang terganggu adalah masalah paling kritis dari pandemi saat ini. Hal itu perlu ditangani dengan cepat.
"Apa yang perlu kita kerjakan adalah mendapatkan perawatan antibodi baru dari laboratorium dan ke klinik. Di laboratorium, para ilmuwan tahu seperti apa antibodi monoklonal generasi berikutnya," katanya.
Sebelumnya, sejumlah ahli termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperingatkan potensi kenaikan angka Covid-19 hingga Februari 2023. Hal tersebut akibat sebagian bumi bagian utara yang memasuki musim dingin.
Kasus di Eropa juga telah menjadi perhatian di antaranya Jerman yang terus memecahkan rekor. Di Asia Tenggara, kasus Singapura juga diyakini melonjak hingga 15.000 per hari karena varian Omicron, XBB.
[-]
-
Kabar Baik, Riset Buktikan Vaksin Ini Ampuh Lawan Omicron(sef/sef)
Sentimen: negatif (99.9%)