Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Seoul
Kisah Haru Pengatin Baru Asal Sri Langka Jadi Korban Halloween Itaewon, Istri yang Tengah Hamil: Tolong Kirim Suami Saya Pulang
TVOneNews.com Jenis Media: News
Jakarta - Duka mendalam tragedi Halloween di Itaewon Korea Selatan masih dirasakan sejumlah pihak dan keluarga korban. Tak terkecuali bagi pengantin baru asal Sri Langka.
Akhirnya, setelah Jinath datang ke Korea, kedua keluarga menerima pernikahan tersebut.
Jinath meninggal dalam bencana kerumunan Itaewon pada Sabtu lalu. Saat ini Fatima yang telah berencana untuk belajar di Korea, hanya memiliki satu permintaan 'Tolong kirim suami saya pulang.'
“Dia tidak memiliki kata-kata lebih dari sekedar meminta jenazah suaminya untuk melakukan upacara pemakaman terakhir,” uajr Ifham, teman dekat almarhum yang membantu pemulangan jenazah, mengutip dari koreaherald.
"Kami sedang berusaha dan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Sri Lanka di Seoul tetapi prosesnya memakan waktu."
“Jinath ingin Fatima datang ke Korea untuk belajar, tinggal di sana bersamanya. Dia sedang mempersiapkan dokumen untuk masuk ke universitas Korea baru-baru ini, namun semua mimpi itu telah hancur,” kata Ifham.
Menurut Ifham, Jinath memiliki banyak hal di pundaknya. Fatima sedang hamil, dan dia adalah satu-satunya pencari nafkah bagi keluarganya. Ibunya menderita kanker, ayahnya menderita diabetes dan kakak laki-lakinya telah berjuang dengan masalah kesehatan mental.
“Jinath datang ke Korea untuk mencari uang, mengobati kanker ibunya, mengirim saudaranya ke luar negeri, menikah, membangun rumah, keluarga. Dia punya banyak mimpi,” kata Katheer, salah satu rekan kerja Jinath kepada The Korea Herald.
Katheer berkata bahwa Jinath tidak dikenal sering mengunjungi klub malam, dan dia hanya keluar untuk berjalan-jalan malam itu.
"Ini bukan saatnya dia meninggalkan kami, saya tidak percaya ini terjadi," katanya.
Menurut Rihas, teman Jinath yang lain yang bekerja untuk mengirimnya pulang, Jinath tidak dapat dihubungi setelah jam 9 malam. Ponsel Jinath ditemukan di stasiun kereta bawah tanah pada hari berikutnya.
“Kami berkali-kali menghubungi Pusat Layanan Masyarakat Hannam untuk mengetahui keberadaan Jinath, tetapi setiap kali kami hanya disuruh menunggu. Akhirnya, kami mengetahui melalui sumber komunitas Sri Lanka bahwa Jinath ada di rumah sakit Boramae,” kata Rihas, menambahkan bahwa dia dan yang lainnya hanya mengira Jinath dirawat di rumah sakit.
Meskipun pemerintah Korea Selatan dan Kedutaan Besar Sri Lanka telah mengatakan akan menawarkan dukungan, keluarga Jinath khawatir dengan biaya untuk membawa pulang jenazahnya.
“Jika diperlukan, kami akan mengumpulkan sumbangan di antara anggota masyarakat,” tegas seorang pengusaha Pakistan yang menjalankan sebuah restoran India di Itaewon.
“Kami akan berkoordinasi dengan banyak warga asing dan mempersiapkannya dengan baik,” kata pemilik restoran kepada The Korea Herald.
Kedutaan Besar Sri Lanka di Seoul mengatakan kepada The Korea Herald bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan sebanyak mungkin. (ree)
Sentimen: negatif (98.4%)