Sentimen
Informasi Tambahan
Event: kongres luar biasa
Kab/Kota: Jayapura, Biak
Kasus: kecelakaan
Tokoh Papua Merdeka Ditemukan Meninggal di Tepi Pantai
Jawapos.com Jenis Media: Nasional
Diduga Kecelakaan saat Menyelam, Keluarga Menolak Otopsi
JawaPos.com – Warga di Pantai Base G, Jayapura Utara, Papua, kemarin (1/11) pagi digegerkan dengan ditemukannya jenazah pria yang memakai peralatan menyelam. Setelah diidentifikasi, sosok tersebut adalah Filep Jacob Karma, salah seorang tokoh yang getol menyuarakan Papua Merdeka.
Pria 62 tahun itu ditemukan warga pada pukul 06.30 WIT di bibir pantai dengan posisi telentang. Berdasar informasi dari warga, motor Filep Karma sudah terparkir beberapa hari di sekitar lokasi. Kondisi tubuh jenazah juga terlihat membengkak dan mengenakan pakaian selam yang masih lengkap dengan weight belt diving yang terpasang di pinggang.
Dugaan sementara, korban meninggal akibat kecelakaan laut. Ini terlihat dari kostum korban yang terkoyak yang mungkin disebabkan tersangkut karang. ”Beliau memang suka melakukan spearfishing atau berburu ikan dengan menombak, tapi pada malam hari,” kata Koman, ketua Komunitas Molo Jayapura.
Dia mengungkapkan, dari foto jenazah terlihat pada tangan kiri terpasang dive comp dan weight belt (pemberat). Menurut Koman, pada umumnya dive comp ini akan sangat membantu penyelam untuk memberi tanda soal kedalaman, kapasitas, atau volume oksigen hingga waktu yang tepat harus naik ke permukaan.
Namun, saking asyiknya menyelam, kadang penyelam bisa mengalami masalah jika oksigen dalam tabung menipis. Dia bakal mengalami decompression sickness atau keadaan medis yang menjadi akumulasi nitrogen di dalam tubuh menggelembung serta menyumbat aliran darah dan sistem saraf. ”Keadaan seperti stroke ini yang paling ditakutkan penyelam,” tegas Koman.
Sementara itu, Kapolresta Jayapura Kota Kombespol Victor Mackbon menyampaikan bahwa aparat masih menyelidiki kasus penemuan jenazah Filep Karma. Menurut Victor, pihak keluarga menolak otopsi sehingga polisi membuat surat pernyataan penolakan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Dari keterangan pihak keluarga, komunikasi terakhir dengan korban dilakukan pada 27 Oktober lalu. ”Keluarga menyebutkan, korban keluar rumah dengan tujuan ingin menyelam untuk menangkap ikan,” ujarnya.
Sementara itu, setelah jenazah Filep Karma dibawa ke RS Bhayangkara, sekitar pukul 13.00 WIT puluhan orang yang kebanyakan berasal dari KNPB (Komite Nasional Papua Barat) mendatangi rumah sakit. Mereka menginginkan jenazah dikeluarkan dan diletakkan di lapangan terbuka untuk disaksikan banyak orang. Sebab, menurut mereka, Filep Karma bukan hanya milik orang Biak, tetapi sudah milik seluruh masyarakat Papua.
Namun, Kapolresta Victor menolak dan tetap mengarahkan jenazah sesuai dengan keinginan pihak keluarga. Suasana sempat tegang. Apalagi, saat Kapolresta berbicara, ternyata ada yang menyela. Beruntung, Dominikus Surabut, ketua Dewan Adat Papua versi kongres luar biasa, bersama anak perempuan mendiang Filep Karma datang. Mereka menjelaskan kepada massa bahwa jenazah sudah harus dibawa ke rumah duka. MINTA JENAZAH DIKELUARKAN: Massa KNPB mendatangi RS Bhayangkara Jayapura setelah Filep Karma dibawa ke sana. (CENDERAWASIH POS)
Editor : Ilham Safutra
Reporter : ade/wen/c14/ttg
Sentimen: negatif (99.6%)