AKURAT.CO  Tokyo mulai mengeluarkan sertifikat kemitraan untuk pasangan sesama jenis yang tinggal dan bekerja di ibu kota. 

Putusan itu dibuat pada Selasa (1/11), dan menjadi langkah yang telah lama ditunggu-tunggu oleh Jepang, negara yang belum memiliki kesetaraan pernikahan.

Sertifikat itu memungkinkan para mitra LGBTQ untuk diperlakukan selayaknya pasangan yang menikah seperti orang awam, dengan mereka akan mendapatkan beberapa layanan publik di bidang seperti perumahan, obat-obatan, dan kesejahteraan.

Saat ini, sudah ada lebih dari 200 otoritas lokal yang lebih kecil di Jepang, yang telah membuat langkah untuk mengakui kemitraan sesama jenis. Distrik Shibuya Tokyo adalah yang pertama memelopori sistem tersebut pada tahun 2015.

Status kemitraan tidak menawarkan hak yang sama seperti halnya pernikahan di bawah hukum. Namun, perubahan putusan ini, di mana sertifikat kemitraan akhirnya dikeluarkan, telah menjadi angin segar bagi pasangan seperti Miki dan Katie. Kedua wanita ini telah mengikat janji, tetapi tidak kunjung mengantongi bukti resmi tentang hubungan mereka.

"Ketakutan terbesar saya adalah bahwa kami akan diperlakukan sebagai orang asing dalam keadaan darurat," kata Miki kepada AFP di rumahnya di Tokyo, di mana foto dia dan pasangannya menghiasi lemari es. 

Miki adalah wanita Jepang berusia 36 tahun, sedangkan Katie, pasangannya adalah warga Amerika berusia 31 tahun. Keduanya telah meminta nama depan mereka dirahasiakan.

Tanpa sertifikat kemitraan, pasangan itu biasanya hanya menyelipkan catatan di dompet mereka dengan detail kontak satu sama lain. Menurut mereka, catatan itu jelas tidak sesignifikan catatan resmi dari pemerintah.

"Tapi ini tidak penting, dan kami merasa dokumen resmi yang disertifikasi oleh pemerintah daerah akan lebih efektif," kata Miki saat kucing abu-abu mereka bermain-main dengan dasi pelangi.