Rezim Impor Beras Kembali Lagi?
RM.id Jenis Media: Nasional
Prof. Tjipta Lesmana
RM.id Rakyat Merdeka -
Prof. Tjipta Lesmana
Pengamat Ketahanan Pangan
Berita Terkait : Bravo Pupuk Kaltim
Masalah beras belakangan ini mencuat lagi karena adanya kabar tentang kenaikan harga beras yang nyaris merata di seluruh Nusantara. Bukan hanya kenaikan harga, juga kabar tentang turunnya stok beras. Namun, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membantah sinyalemen ini. “Kalau ada yang mengatakan begitu, silakan datang ke Pasar Induk Cipinang. Lihat dengan mata sendiri persediaan beras di sana!”
Berita Terkait : Tragedi Kanjuruhan, Jangan Ada Upaya Cover Up
Menteri Perdagangan melansir pernyataan yang memprihatinkan. Padahal baru beberapa hari yang lalu BPS mengeluarkan data produksi beras kita kepada masyarakat, yakni tentang produksi padi kita yang meningkat. Tahun ini produksi padi kita bisa mencapai 55,67 juta ton GKG, naik 2,31% dibandingkan produksi tahun lalu. Kenaikan produksi padi ini terutama akibat kenaikan Luas lahan tanaman padi. Panen raya padi Jawa Timur dari September sampai Desember diyakini bisa mencapai 1,15 juta ton; Jawa Tengah 1,01 juta ton; Jawa Barat 1,6 juta ton.
Berita Terkait : 1 Oktober Yang Sakti
Hukum supply and demand mengajarkan, harga komoditas akan naik jika permintaan meningkat tanpa melihat faktor lain. Sebaliknya, jika penawaran (supply) yang meningkat, hrga cenderung turun. Menteri Perdagangan pada waktu yang bersamaan mengatakan cadangan beras nasional menipis. Kenapa menurun terus? Dia tidak menguraikan. Padahal, data terakhir BPS menunjukkan produksi padi meningkat 2,31 persen dibandingkan tahun 2021. Menjawab kenaikan harga beras, Menteri juga menolak anggapan stok beras di pasar-pasar induk menurun.
Selanjutnya
Sentimen: negatif (64%)