Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Garuda Indonesia
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
PDIP Juara, Golkar Urutan Dua, PSI Nol Koma
Akurat.co
Jenis Media: News

AKURAT.CO, PDIP kokoh di posisi puncak disusul Partai Golkar di urutan kedua dalam peta elektoral menuju gelaran Pemilu 2024. Temuan sigi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan banteng moncong putih dan beringin mendapatkan dukungan di atas 10% sementara partai lainnya di bawah 10%.
"Jika pemilu dilakukan pada saat survei dilakukan PDIP mendapatkan dukungan sebesar 20.9 persen, Golkar mendapatkan dukungan sebesar 14.5 persen,"kata Direktur CPA–LSI Denny JA, Ade Mulyana, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Akuratco di Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Survei digelar oleh LSI Denny JA pada tanggal 11-20 September 2022 dengan jumlah responden sebanyak 1200 orang. Penarikan sampel menggunakan multistage random sampling dan wawancara dilaksanakan secara tatap muka. Survei memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2.9%.
baca juga:
Posisi ketiga ditempati Gerindra dengan dukungan sebesar 9.8% disusul PKS dengan 8.3%. Kemudian PKB 5.9%, dan Demokrat 5.4%.
"Partai-partai yang lain dukungannya masih di bawah 4 persen," kata Ade.
Ade membandingkan hasil temuan survei dengan persentase perolehan kursi Pileg 2019. Kata dia, hanya PDIP dan Golkar partai yang pernah menang pemilu yang perolehannya mendekati suara pileg 2019.
PDIP pada saat pileg 2019 mendapatkan persentase kursi sebesar 22.6%, saat ini berada pada level dukungan 20.9%. Adapun Golkar pada saat pileg 2019 mendapatkan persentase kursi sebesar 14.78%, saat ini pada level dukungan 14.5%.
"Partai Demokrat yang pernah menang pileg pada tahun 2009, saat ini berada pada level dukungan 5.4 persen. Pada pileg 2019 yang lalu, persentase kursi Demokrat mencapai 9.39 persen," terangnya.
Alasan PDIP Masih Unggul
Ade menyebut dua alasan mengapa PDIP masih unggul, di antaranya terkait popularitas Joko Widodo atau Jokowi. Meskipun Golkar, Nasdem, PPP, PKB, Gerindra dan PAN menjadi partai penyokong pemerintah, sebut dia, namun Jokowi yang masih populer lebih identik dengan PDIP.
Alasan kedua karena PDIP menjadi pahlawan menolak perpanjangan jabatan presiden dan presiden tiga periode. Publik yang menolak perpanjangan jabatan presiden mencapai 74.1%, sementara yang menolak 77.2%.
"Dalam hal ini, penolakan PDIP terhadap dua isu tersebut sejalan dengan keinginan rakyat," kata Ade Mulyana.
Alasan Golkar Juara Dua
Mengapa Golkar juga masih unggul? Ade menyebut setidaknya ada tiga alasan yang bisa menjelaskan. Pertama, kepuasan publik terhadap penanganan Covid-19. Dia menyebut tingkat kepuasan masyarakat terhadap penanganan Covid-19 mencapai angka 76.5%.
"Sementara dua aktor utama yang dikenal luas bertanggung jawab atas penanganan Covid-19 adalah Airlangga Hartarto dan Luhut Panjaitan, yang dikenal sebagai tokoh Golkar," kata dia.
Berikutnya, publik optimis ekonomi rumah tangga tahun depan lebih baik. Publik yang menyatakan ekonomi rumah tangga mereka tahun depan dibuat lebih baik oleh pemerintah di bawah komando Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator Ekonomi yang juga Ketua Umum Partai Golkar berada di atas 60%.
"Alasan ketiga, Golkar masih unggul, Golkar dan ketua umumnya Airlangga Hartarto muncul sebagai game changer atau trendsetter melalui Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Lahirnya KIB mengubah tren politik," demikian kata Ade Mulyana.
Hasil Lengkap Suara Parpol Versi LSI Denny JA PDIP: 20.9% Golkar: 14.5% Gerindra: 9.8% PKS: 8.3% PKB: 5.9% Demokrat: 5.4% Nasdem: 3.9% Perindo: 3.9% PPP: 2.3% PAN: 2.1% Hanura: 0.8% PSI: 0.6% PKPI: 0.4% Garuda: 0.4% PBB: 0.1% Berkarya: 0%
Tidak tahu/tidak jawab: 21.6%
Sentimen: positif (100%)