Sentimen
Negatif (99%)
2 Nov 2022 : 06.48
Informasi Tambahan

Kasus: pengangguran

CAR di Atas 20%, Perbankan Siap Hadapi Ancaman Resesi 2023

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

2 Nov 2022 : 06.48
CAR di Atas 20%, Perbankan Siap Hadapi Ancaman Resesi 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua bidang pengkajian dan pengembangan perbanas Aviliani mengungkapkan kalau kondisi perbankan sejauh ini masih baik-baik saja dan tergolong kuat, karena didukung oleh likuiditas dan rasio kecukupan modal yang memadai.

Dengan kondisi tersebut artinya, perbankan masih sangat kuat menghadapi ancaman resesi yang digadang-gadang dapat terjadi di 2023.

"Likudiitas masih baik, rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) di atas 20%, ini masih sangat besar. Jadi walaupun kredit tumbuh 10%, likuiditas cukup," kata Aviliani, Kamis (26/10/2022).

-

-

Lebih jauh ujar Aviliani, kesanggupan perbankan di Indonesia dalam menghadapi situasi yang ada saat ini, karena perbankan dinilai telah memiliki pengalaman dalam menghadapi krisis dan kenaikan suku bunga.

Antisipasi yang biasanya dilakukan bank untuk menghadapi situasi saat ini salah satunya dengan meninjau kondisi berbagai debitur.

"Saya rasa perbankan terbiasa ketika ada krisis atau kenaian suku bunga. Bank itu selalui meninjau berbagai debitur," jelasnya.

Adapun sedikit kendala yang saat ini tengah dilalui oleh perbankan adalah terkait nilai tukar rupiah dan pinjaman US$. Menurut Aviliani saat ini suplaynya masih sangat terbatas seiring tingginya aliran dana asing yang keluar. Bahkan dana asing di obligasi sudah keluar 14%.

"Inilah tugas regulator dan pemerintah menjaga stabilitas nikai tukar dan ketersediaan dolar. Karena banyak kredit dibutuhkan us dollar yang biasanya berbentuk investasi, apalagi pertambangan sedang tumbuh, data center juga demikian. Ini perlu kordinasi dengan sektor perbankan terutama pinjaman US$," jelasnya.

Melihat hal tersebut, pemerintah diimbaunya perlu mempersiapkan berbagai kebijakan yang dapat memperkuat perbankan, salah satunya terkait potensi kredit bermasalah yang timbul akibat kenaikan suku bunga.

"Kalau kemarin sebelum kenaikan suku bunga ada restrukturisasi yang akan diberikan kembali by sector by region. Sekarang tidak hanya itu. Ini akan berdampak pada pengangguran, pinjaman mereka, jadi harus dipilah, kalau perlu mendirikan aset manajemen agar industri tidak kolaps," jelasnya.


[-]

-

Sri Mulyani Ungkap Ancaman Resesi 2023, Nasib RI Bagaimana?
(dpu/dpu)

Sentimen: negatif (99.8%)