Sentimen
2 Nov 2022 : 00.22
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Jayapura
Kasus: pembunuhan, kecelakaan
Keluarga Sebut Kematian Filep Karma Aktivis Papua Merdeka Murni Kecelakaan
2 Nov 2022 : 07.22
Views 1
Medcom.id Jenis Media: News
Jayapura: Filep Karma, salah satu aktivis kemerdekaan Papua ditemukan tewas di Pantai Base G Jayapura, Selasa pagi, 1 November 2022. Korban yang hobi menyelam itu ditemukan meninggal dengan masih mengenakan pakaian selamnya.
Kematian Filep Karma menjadi sorotan banyak pihak, mengingat mantan narapidana politik itu selama ini dikenal punya banyak simpatisan. Kabar kematian itu langsung mengundang tanda tanya sejumlah pihak yang sejak pagi hari langsung mendatangi tempat kejadian perkara hingga menuju Rumah Sakit.
Terkait hal itu, Andrefina Karma selaku putri kedua Filep Karma mengatakan, sang ayah meninggal murni karena kecelakaan saat menyelam.
"Meninggalnya Bapa saya murni karena kecelakaan bukan karena ada bencana atau pembunuhan," jelasnya, Selasa, 1 Oktober 2022.
Andrefina menjelaskan pihak keluarga mendapat informasi dari saksi yang juga keluarga yang melihat korban pada Minggu, 30 Oktober 2022 di Pantai Base G sedang menyelam menggunakan baju yang sama dan perlengkapan yang lengkap.
Sementara Kapolresta Jayapura Kota Kombes Victor D Mackbon menyatakan, pihak keluarga menolak untuk autopsi.
"Dari keterangan keluarga, komunikasi terakhir dengan Filep dilakukan pada 27 Oktober 2022. Keluarga menyebutkan korban keluar rumah dengan tujuan ingin menyelam untuk menangkap ikan," tutur Victor.
Dia menambahkan, korban ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa oleh warga yang hendak mencari ikan pada sekitar pukul 05.00 WIT. Dari hasil identifikasi korban diketahui bernama Filep Karma, 62, warga Dok V Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura. Korban sempat dirawat di RS Bhayangkara Jayapura.
"Korban sudah dilakukan visum luar namun tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. kita berharap semua pihak dapat membantu Kepolisian. Bila ada informasi terkait kejadian ini agar dilaporkan kepada pihak kepolisian," ujarnya.
"Kami telah perintahkan personel untuk melaksanakan patroli siber guna menindaklanjuti penyebaran-penyebaran berita hoaks atau tidak benar, jika ditemukan maka langsung akan ditindaklanjuti," imbuhnya.
Kematian Filep Karma menjadi sorotan banyak pihak, mengingat mantan narapidana politik itu selama ini dikenal punya banyak simpatisan. Kabar kematian itu langsung mengundang tanda tanya sejumlah pihak yang sejak pagi hari langsung mendatangi tempat kejadian perkara hingga menuju Rumah Sakit.
Terkait hal itu, Andrefina Karma selaku putri kedua Filep Karma mengatakan, sang ayah meninggal murni karena kecelakaan saat menyelam.
-?
- - - -"Meninggalnya Bapa saya murni karena kecelakaan bukan karena ada bencana atau pembunuhan," jelasnya, Selasa, 1 Oktober 2022.
Andrefina menjelaskan pihak keluarga mendapat informasi dari saksi yang juga keluarga yang melihat korban pada Minggu, 30 Oktober 2022 di Pantai Base G sedang menyelam menggunakan baju yang sama dan perlengkapan yang lengkap.
Sementara Kapolresta Jayapura Kota Kombes Victor D Mackbon menyatakan, pihak keluarga menolak untuk autopsi.
"Dari keterangan keluarga, komunikasi terakhir dengan Filep dilakukan pada 27 Oktober 2022. Keluarga menyebutkan korban keluar rumah dengan tujuan ingin menyelam untuk menangkap ikan," tutur Victor.
Dia menambahkan, korban ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa oleh warga yang hendak mencari ikan pada sekitar pukul 05.00 WIT. Dari hasil identifikasi korban diketahui bernama Filep Karma, 62, warga Dok V Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura. Korban sempat dirawat di RS Bhayangkara Jayapura.
"Korban sudah dilakukan visum luar namun tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. kita berharap semua pihak dapat membantu Kepolisian. Bila ada informasi terkait kejadian ini agar dilaporkan kepada pihak kepolisian," ujarnya.
"Kami telah perintahkan personel untuk melaksanakan patroli siber guna menindaklanjuti penyebaran-penyebaran berita hoaks atau tidak benar, jika ditemukan maka langsung akan ditindaklanjuti," imbuhnya.
(WHS)
Sentimen: negatif (99.7%)