Sentimen
Positif (33%)
1 Nov 2022 : 15.15
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Morowali, Poso

Saya Gak Mau di Morowali, Tukang Las dari China

Bisnis.com Bisnis.com Jenis Media: Nasional

1 Nov 2022 : 15.15
Saya Gak Mau di Morowali, Tukang Las dari China

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan dia tak ingin tenaga kerja asing (TKA) mengambil peran pekerja lokal, khususnya untuk proyek-proyek besar. Dia mengatakan seluruh pegawai PT Bukaka Teknik Utama atau Bukaka seluruhnya merupakan orang Indonesia.

"Jadi lihat Bukaka semua orang Indonesia, tidak ada orang asing. Kami sebenarnya tidak mau seperti di Moworowali tukang las dari China. Ndak Anda sendiri," ujarnya dalam acara makan malam spesial HUT Kalla Group di Grand Indonesia Kempinski Ballroom, Jumat (28/10/2022).

Seperti diketahui, Pembangunan Smelter Morowali oleh 2 perusahaan Indonesia dan China, yaitu PT Sulawesi Mining Investmen dan PT Indonesia Guang Ching Nickel And Stainless Steel Industry.

Pernyataan JK tersebut disampaikan di depan puluhan tamu undangan, salah satunya Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Berdasarkan foto yang beredar di media sosial, JK duduk dengan tokoh-tokoh ternama. Luhut Binsar terlihat duduk di sebelah kiri JK. Sementara itu, di sisi kanan JK terlihat ada Aburizal Bakrie.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Basweda duduk di sebelah Aburizal Bakrie. Sementara itu, mantan Ketua Apindo Sofjan Wanandi duduk di samping kiri Luhut.

Jk melanjutkan Bukaka mengirim 200 pekerja dari Poso ke Jakarta hanya untuk latihan mengelas dan memasang kabel.

"Semua dilatih, semua kerja. Alhamdulillah setelah 7 tahun selesai," imbuhnya.

Dia juga mengungkapkan pernah mengalami biaya proyek yang membengkak atau cost overrun. Kala itu, semua pihak merasa pesimistis, bahkan pegawai sampai telat menerima Gaji.

JK mengaku datang 32 kali untuk memberi semangat dan makan makan bersama para pekerja. Namun, hal baik terus terjadi. Akhirnya, ada proyek yang sama dikerjakan di Toraja dan Jambi.

"InsyaAllah 4-5 tahun jauh lebih pendek. Kita kasih panggil China 4 tahun selesai, tp kita enggak mau. Risiko besar, tapi jangka panjang untung. kita risiko cita-cita," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Masuk / Daftar

Sentimen: positif (33.3%)