Sentimen
Negatif (99%)
1 Nov 2022 : 02.00
Partai Terkait
Tokoh Terkait

Infrastruktur Energi Rusak Imbas Invasi Rusia, Ukraina Lakukan Pemadaman Listrik

1 Nov 2022 : 09.00 Views 1

Bisnis.com Bisnis.com Jenis Media: Nasional

Infrastruktur Energi Rusak Imbas Invasi Rusia, Ukraina Lakukan Pemadaman Listrik

Bisnis.com, JAKARTA – Perang Rusia vs Ukraina masih terus berlanjut. Memasuki hari ke- 248, Ukraina lakukan pemadaman listrik di sebagian wilayah imbas penyerangan infrastruktur energi oleh Rusia.

Dilansir The Guardian pada Sabtu (29/10/2022), pihak berwenang Ukraina  memperingatkan seluruh warganya di ibukota Kyiv akan pelaksanaan pemadaman listrik yang lebih lama, berlangsung lebih dari empat jam. Hal ini terpaksa dilakukan lantaran adanya kerusakan di sejumlah infrastruktur energi yang  telah diserang Rusia.

Tak hanya melanda Kyiv, pemadaman listrik juga dilakukan di wilayah tengah Ukraina, termasuk kota Dnipro. Atas peristiwa ini, Zelensky menyebut bahwa terdapat sekitar 4 juta yang orang terdampak.

"Infrastruktur energi Ukraina sedang dihantam oleh serangan udara, sekitar sepertiga dari pembangkit listrik negara  telah hancur," ujar Zelensky.

Tak hanya itu, Perusahaan Swasta DTEK menyatakan bahwa wilayah Kyiv dilaporkan telah kehilangan sebanyak 30 persen dari kapasitas listriknya.

"Pemadaman listrik yang belum pernah terjadi sebelumnya, akan diperlukan. Sayangnya skala pembatasannya signifikan, jauh lebih besar dari sebelumnya," kata direktur DTEK Dmytro Saharuk.

Lebih lanjut Saharuk mengatakan bahwa selain dilakukan di pemukiman warga, pemadaman listrik ini juga dilakukan pada penggunaan lampu jalan dan angkutan umum bertenaga listrik.

Kemudian, Uni Eropa dan sekutu internasional lainnya dari Kyiv telah sepakat untuk memberi sanksi terhadap gencatan yang sengaja dilakukan terhadap infrastruktur sipil, yang dianggap sebagai kejahatan perang.

Kota kedua di Ukraina, Kharkiv, mengalami rusak berat akibat serangan Rusia. Selain itu, wilayah ini juga mengalami pemadaman listrik dalam durasi waktu yang lama, bersamaan dengan pusat kota Zhytomyr, Poltava dan Chernihiv.

Selain itu, Rusia diduga meningkatkan misi penyerangan terhadap pembangkit listrik Ukraina dan infrastruktur sipil lainnya sebagai pembalasan atas pemboman 09 Oktober di Jembatan Kerch.

Putin menyebut ledakan itu sebagai tindakan terorisme Ukraina. Jembatan itu dikatakan sebagai sebuah simbol kampanyenya untuk menggabungkan sebagian besar Ukraina ke Rusia.

Rangkuman perang Rusia vs Ukraina hari ke-248:

- Rusia sebut telah menyelesaikan mobilisasi parsial

Menteri pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan mobilisasi parsial dari pasukan cadangan yang diumumkan pada bulan September telah selesai dan tidak ada tindakan lebih lanjut yang direncanakan.

Shoigu mengatakan 82 ribu perekrutan yang dimobilisasi berada di zona konflik dan 218 ribu lainnya dalam pelatihan di barak. 

Pernyataan tersebut mencerminkan sesuatu yang dikatakan barat sebagai upaya putus asa untuk menghentikan serangan balasan Kyiv, dengan pasukan yang kurang terlatih.

- Ukraina meminta Teheran hentikan pengiriman senjata ke Rusia

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan bahwa dia telah menerima telepon dari mitranya dari Iran, Hossein Amir-Abdollahian, pada hari Jumat (28/10/202) dan menuntut Teheran berhenti mengirim senjata ke Rusia.

Tak hanya itu, Ukraina dan sekutu barat menuduh Iran mengirim drone Kamikaze ke Rusia, yang telah digunakan untuk menghancurkan infrastruktur Ukraina. Namun, Iran membantah tegas adanya tuduhan itu.

- Empat orang tewas dan sepuluh orang terluka akibat serangan Rusia

Kantor Kepresidenan Ukraina melaporkan sedikitnya terdapat empat orang tewas dan sepuluh orang lainnya mengalami luka -luka ketika beberapa kota tetangga pembangkit listrik Zaporizhzhia yang diduduki Rusia, terkena tembakan. 

- Rusia hentikan upaya kemajuan Ukraina 

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah berhasil memukul mundur upaya kemajuan Ukraina di timur dan telah menghancurkan sebuah pabrik militer Ukraina di dekat kota Pavlograd.

- AS kembali kirim bantuan ke Ukraina

Kementerian Luar Negeri AS mengatakan bahwa negaranya akan memberikan 275 juta US dolar  bantuan militer tambahan ke Ukraina, termasuk senjata, amunisi dan peralatan dari inventaris departemen pertahanan AS.

“Kami juga bekerja untuk menyediakan Ukraina kemampuan pertahanan udara yang dibutuhkan, dengan dua Nasams awal yang disediakan. AS siap untuk pengiriman ke Ukraina bulan depan,” kata Antony Blinken. 

“Dan kami bekerjasama dengan sekutu dan mitra untuk memungkinkan pengiriman sistem pertahanan udara mereka sendiri ke Ukraina," sambungnya.

- Aset milik Rusia-Belarusia yang disita digunakan untuk rekontruksi bangunan di Ukraina

Menteri keuangan Ukraina Serhiy Marchenko, menyebut bahwa aset milik individu Rusia dan Belarusia yang telah disita oleh Ukraina dapat digunakan untuk upaya rekonstruksi besar-besaran pascaperang.

Sementara itu, Biro keamanan sebuah negara mengatakan bahwa pemerintah telah membekukan aset Rusia dan Belarusia di Ukraina senilai sekitar 44 miliar hryvnia atau 1,21 miliar dolar, sejak awal invasi Rusia.

- Uni Eropa telah menunjuk seorang jenderal Polandia, Piotr Trytek, untuk memimpin operasi pelatihan baru dengan pasukan Ukraina

Piotr Trytek, yang telah berusia 51 tahun dipilih sebagai bagian dari janji Uni Eropa untuk meningkatkan dukungan militer untuk Ukraina.

- Wakil kepala staf pertama Vladimir Putin telah mengunjungi kota Kherson di Ukraina yang dikuasai Rusia.

Sergei Kiriyenko berhenti di pelabuhan feri tempat ratusan orang dipindahkan atas perintah otoritas Rusia.

- Kekhawatiran pengacara ruang angkasa akan ancaman penyerangan satelit barat oleh Rusia

Ancaman seorang pejabat Rusia untuk menyerang satelit barat yang membantu Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengacara ruang angkasa dan eksekutif industri tentang keamanan objek di orbit. 

Selain itu, dikatakan pula bahwa tidak ada negara yang melakukan serangan rudal terhadap satelit musuh.

- Inspektur nuklir PBB selidiki dua lokasi tempat produksi tuduhan bom kotor

Inspektur nuklir PBB diharapkan segera mencapai kesimpulan tentang klaim Rusia tentang kemungkinan produksi bom kotor. Penyelidik sedang dikirim ke dua lokasi di Ukraina di mana Rusia menuduh kegiatan itu terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Masuk / Daftar

Sentimen: negatif (99.9%)