Jelang Pemilu, Ketua KPU: Pilihan Paling Tepat Mempertahanan Kesatuan Indonesia
31 Okt 2022 : 11.42
Views 1
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Pesta demokrasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) semakin dekat. Partai politik mulai bergerak memanaskan semangat para pendukungnya di Indonesia.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari mengatakan ada tantangan besar yang akan terjadi di Indonesia mulai dari 2023. Hasyim ingin instansinya menjaga kesatuan bangsa saat tantangan itu datang.
"Dalam pandangan saya, saya kira pilihan yang paling tepat adalah tetap mempertahankan bahwa negara kita ini negara kesatuan yang disemangati dengan semangat persatuan," kata Hasyim dalam acara Dialog Sumpah Pemuda 2022 bertema Muda Memilah Memilih yang disiarkan di kanal YouTube Medcom.id, Minggu, 30 Oktober 2022.
Pihaknya telah mempelajari banyak kejadian terkait pergerakan politik di berbagai negara. Beberapa di antaranya yakni Uni Soviet, Yugoslavia, serta Uni Eropa.
Dia mengatakan Uni Soviet dan Yugoslavia awalnya negara yang kental dengan etnis. Namun, pergerakan politik menimbulkan perpecahan ketika masuk ke dalam ranah etnik dua negara itu.
"Ketika etnis ini berbalur dengan politik menjadi etnopolitik dan masing-masing merasa berhak untuk menjadi sebuah bangsa mandiri yang diwujudkan dengan menjadi negara sendiri akhirnya kan soviet ini terpecah-pecah," ujar Hasyim.
Perpecahan itu membuat dua negara tersebut terbagi menjadi beberapa wilayah. Akhirnya, kata Hasyim, wilayah-wilayah itu hidup sendiri dengan etnisnya masing-masing.
Sementara itu, beberapa wilayah dan kerajaan di Eropa Barat justru bisa menjadi erat karena pergerakan politik. Mereka bersatu karena memiliki visi dan misi yang sama dan menjadi Uni Eropa.
"Uni Eropa yang semula negara-negara mandiri bersatu untuk menggalang kekuatan menghadapi misalkan kekuatan ekonominya Amerika Serikat, Tiongkok, dan seterusnya itu mempersatukan diri," ucap Hayim.
Pelajaran dari berbagai negara ini yang digunakan KPU untuk melewati tantangan politik di Indonesia mulai dari 2023. Hasyim tidak mau ada perpecahan di Indonesia seperti Yugoslavia dan Uni Soviet.
"Kita ini negara dengan basis suku bangsa yang beragam. Di sisi lain, punya potensi untuk misalkan masing-masing mengeklaim bahwa dirinya paling berjasa, paling berpengaruh di negeri ini kan sangat mungkin," ujar Hasyim.
Dia ingin KPU bisa mengatur panas politik di Indonesia seperti yang terjadi di Uni Eropa. Sehingga, kata Hasyim, persatuan di Indonesia bisa semakin erat untuk mencapai tujuan bangsa.
"Tetapi di sisi lain ketika melihat seperti negara-negara Eropa Barat ya, yang semuanya berpengaruh tapi justru mereka bekerja sama membangun sebuah Uni Eropa," tutur Hasyim.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari mengatakan ada tantangan besar yang akan terjadi di Indonesia mulai dari 2023. Hasyim ingin instansinya menjaga kesatuan bangsa saat tantangan itu datang.
"Dalam pandangan saya, saya kira pilihan yang paling tepat adalah tetap mempertahankan bahwa negara kita ini negara kesatuan yang disemangati dengan semangat persatuan," kata Hasyim dalam acara Dialog Sumpah Pemuda 2022 bertema Muda Memilah Memilih yang disiarkan di kanal YouTube Medcom.id, Minggu, 30 Oktober 2022.
-?
- - - -Pihaknya telah mempelajari banyak kejadian terkait pergerakan politik di berbagai negara. Beberapa di antaranya yakni Uni Soviet, Yugoslavia, serta Uni Eropa.
Dia mengatakan Uni Soviet dan Yugoslavia awalnya negara yang kental dengan etnis. Namun, pergerakan politik menimbulkan perpecahan ketika masuk ke dalam ranah etnik dua negara itu.
"Ketika etnis ini berbalur dengan politik menjadi etnopolitik dan masing-masing merasa berhak untuk menjadi sebuah bangsa mandiri yang diwujudkan dengan menjadi negara sendiri akhirnya kan soviet ini terpecah-pecah," ujar Hasyim.
Perpecahan itu membuat dua negara tersebut terbagi menjadi beberapa wilayah. Akhirnya, kata Hasyim, wilayah-wilayah itu hidup sendiri dengan etnisnya masing-masing.
Sementara itu, beberapa wilayah dan kerajaan di Eropa Barat justru bisa menjadi erat karena pergerakan politik. Mereka bersatu karena memiliki visi dan misi yang sama dan menjadi Uni Eropa.
"Uni Eropa yang semula negara-negara mandiri bersatu untuk menggalang kekuatan menghadapi misalkan kekuatan ekonominya Amerika Serikat, Tiongkok, dan seterusnya itu mempersatukan diri," ucap Hayim.
Pelajaran dari berbagai negara ini yang digunakan KPU untuk melewati tantangan politik di Indonesia mulai dari 2023. Hasyim tidak mau ada perpecahan di Indonesia seperti Yugoslavia dan Uni Soviet.
"Kita ini negara dengan basis suku bangsa yang beragam. Di sisi lain, punya potensi untuk misalkan masing-masing mengeklaim bahwa dirinya paling berjasa, paling berpengaruh di negeri ini kan sangat mungkin," ujar Hasyim.
Dia ingin KPU bisa mengatur panas politik di Indonesia seperti yang terjadi di Uni Eropa. Sehingga, kata Hasyim, persatuan di Indonesia bisa semakin erat untuk mencapai tujuan bangsa.
"Tetapi di sisi lain ketika melihat seperti negara-negara Eropa Barat ya, yang semuanya berpengaruh tapi justru mereka bekerja sama membangun sebuah Uni Eropa," tutur Hasyim.
(LDS)
Sentimen: positif (99.2%)