Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Beijing, Tiongkok, Seoul, Paris, London, New York, Amsterdam
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Geger! Heboh Revolusi Toilet di China, Tolak Xi Jinping di WC
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak pekan lalu, Presiden Xi Jinping diprotes warga China. Protes tersebut mengkritik kebijakan nol Covid-19 yang tak segan mengunci satu kota, sehingga pemerintahan Xi disebut otoriter dan diharap segera lengser.
Terbaru, muncul istilah 'revolusi toilet'. Di mana warga China mulai menumpahkan keresahan dan amarah terhadap Xi melalui coretan pada dinding dan pintu toilet umum, salah satu tempat terakhir yang luput dari pengawasan kamera pengintai Negeri Tirai Bambu.
Seorang senior universitas di China timur, Raven Wu, ikut serta dalam gerakan aksi revolusi toilet. Wu meninggalkan pesan anti-pemerintah dalam bahasa Inggris di kamar mandi untuk berbagi seruannya akan kebebasan, martabat, reformasi, dan demokrasi China.
Di bawah pesan itu, dia menggambar Winnie the Pooh mengenakkan mahkota, dengan tanda "tidak" di atasnya. Sebagai informasi, tokoh kartun Winnie the Pooh seringkali dijadikan bahan olok-olokan kepada Xi terutama di media sosial.
"Saya merasakan kebebasan yang telah lama hilang ketika saya menulis," kata Wu, mengutip CNN International, Senin (24/10/2022).
"Di negara dengan sensor budaya dan politik yang ekstrem ini, tidak ada ekspresi diri politik yang diizinkan. Saya merasa puas bahwa untuk pertama kalinya dalam hidup saya sebagai warga negara Tiongkok, saya melakukan hal yang benar untuk rakyat," tambahnya.
Wu sendiri mengakui ada rasa takut ketahuan oleh sekolah serta konsekuensi yang akan didapatnya. Namun ia mengaku berhasil menyingkirkannya. Wu berharap coretannya dapat menyebabkan riak perubahan di antara mereka yang melihatnya.
"Sama seperti julukan Xi 'Akselerator-in-Chief,' dia memimpin negara ke dalam jurang ... Hal yang paling putus asa adalah bahwa melalui [Kongres Partai], Xi Jinping kemungkinan akan menetapkan statusnya sebagai kaisar dan melipatgandakannya kebijakannya," pungkas Wu.
Revolusi toilet juga dilakukan oleh Chen Qiang, mahasiswa di China Barat Daya yang baru lulus kuliah. Ia mulai menulis hal ini setelah Pemerintah China secara terang-terangan melakukan sensor dan pemantauan ketata di media sosial.
Berbeda dengan Wu, Chen menulis pesan anti-pemerintah dalam bahasa Mandarin di pintu toilet. Hal ini dilakukan Wu agar pesan-pesan tersebut lebih mudah dimengerti dan dipahami warga China yang membacanya.
"(Pemrotes Beijing) telah mengorbankan hidupnya atau kebebasan sisa hidupnya untuk melakukan apa yang dia lakukan. Saya pikir kita juga harus berkewajiban melakukan sesuatu yang bisa kita lakukan," katanya.
"Namun saya tidak suka Partai (Komunis). Saya memiliki perasaan untuk China, tetapi tidak dengan pemerintah," ujarnya.
"Akibat sensor dan pengawasan, orang hanya bisa mengekspresikan opini politik dengan menulis slogan di tempat-tempat seperti toilet. Sangat menyedihkan bahwa kami telah ditindas sejauh ini," kata Chen lagi menyebut revolusi toilet sebagai pengingat akan ruang kebebasan berekspresi.
Saat ini seruan dari protes terhadap Xi mulai menjalar ke anak muda China di seluruh dunia. Bahkan ketika pihak berwenang berusaha untuk menghapus penyebutan apa pun terkait China di media sosial.
Protes terhadap Xi tak hanya muncul di China, tetapi juga bermunculan di beberapa kota di dunia, seperti London (Inggris), New York (Amerika Serikat), Amsterdam (Belanda), Paris (Prancis) dan Seoul (Korea Selatan).
[-]
-
Xi Jinping Bakal Jadi Presiden China 3 Periode(tfa/sef)
Sentimen: negatif (79.9%)