Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Hari Sumpah Pemuda
Kab/Kota: bandung, Bogor, Sawahlunto, Cilegon
Tokoh Terkait
Fakta Menarik Muhammad Yamin, sang Pelopor Sumpah Pemuda
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Muhammad Yamin adalah sang pelopor Sumpah Pemuda yang dikenal sebagai seorang sarjana hukum, sastrawan, tokoh publik, dan penggali sejarah Indonesia.
Muhammad Yamin lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat pada 23 Agustus 1903. Tokoh nasional ini tutup usia di Jakarta pada 17 Oktober 1962 dan dimakamkan di kampung halamannya.
Sang pelopor Sumpah Pemuda itu mengawali kariernya di organisasi Jong Sumatranen Bond dan ketua Indonesia Muda pada tahun 1928.
Baca Juga: Tema Sumpah Pemuda ke-94 Tahun 2022 dan Makna di Baliknya
Saat Kongres Pemuda II yang berlangsung pada 27-28 Oktober 1928, Muhammad Yamin memiliki peran yang krusial dengan kontribusinya sebagai penyusun teks Sumpah Pemuda. Selain itu, Muhammad Yamin juga memiliki peran dalam menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Pada sidang BPUPKI yang berlangsung pada 29 Mei-1 Juni 1945, teks yang dirancang Yamin menjadi akar dari teks Pancasila yang dikenal hingga sekarang.
Dalam teks rancangan tersebut, Muhammad Yamin mengusulkan lima gagasan yang menjadi akar dasar negara yakni perikebangsaan, perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.
Baca Juga: Teks Sambutan Menpora dalam Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022, Simak Pidato Selengkapnya
Ada fakta-fakta menarik yang dimiliki oleh Muhammad Yamin dalam perjalanan hidupnya. Bahkan, jarang diketahui oleh publik.
Cepat bosan dan sering pindah-pindah sekolah
Fakta menarik pertama yang dimiliki Muhammad Yamin adalah sering pindah-pindah sekolah. Selain karena harus ikut orang tuanya yang berpindah tempat tinggal, Muhammad Yamin berpindah-pindah sekolah karena rasa bosan.
Baca Juga: Sisa 2 Hektare Lagi, Lahan Pemakaman di Bandung Akhir 2022 Nyaris Terisi Penuh
Salah satunya ketika ia mendapat beasiswa untuk belajar sebagai dokter hewan, karena bosan dan kurang suka dengan pelajaran yang mempelajari hewan dan penyakitnya, Muhammad Yamin beralih ke sekolah pertanian di Bogor.
Pernah mengusulkan Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional
Diketahui, bahwa Muhammad Yamin adalah salah satu tokoh dengan peran penting dalam penentuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Selain itu, Muhammad Yamin juga pernah menjadi pengusul bahasa Melayu sebagai bahasa nasional.
Baca Juga: Tim Advokat Bambang Tri Minta DPR ‘Unjuk Taring’ Soal Ijazah Palsu Jokowi, Pesannya: Panggil Presiden!
Namun, Muhammad Yamin tidak menjadi satu-satunya orang yang mengusulkan hal tersebut. Sebelumnya, Ki Hajar Dewantara juga pernah mengusulkan hal yang sama.
Lagu Indonesia Raya adalah gubahannya
Siapa yang tak mengenal dan hafal lagu nasional Indonesia? Diketahui, lagu Indonesia Raya diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman (W.R. Soepratman) sebagai lagu nasional Indonesia.
Namun sejumlah sumber merangkum informasi yang menyatakan bahwa syair lagu "Indonesia" yang sekarang dikenal dengan judul "Indonesia Raya" merupakan gubahan Muhammad Yamin.
Baca Juga: 7 Mantan Jenderal Kapolri Kasih Petuah untuk Listyo Sigit soal Polri: Selalu Berpikir Rasional
Salah satu sumber tersebut adalah buku Otobiografi A.A. Navis: Satiris dan Suara Kritis dari Daerah.
Dalam buku tersebut, Ali Akbar Navis (A.A. Navis) menjelaskan kalau lagu Indonesia Raya komposisi nadanya disusun oleh W.R. Soeprarman, sedangkan kata-katanya oleh Muhammad Yamin.
Sempat menjadi penghuni di 26 tempat penahanan
Menjadi penghuni 26 tempat penahanan adalah fakta menarik lainnya tentang Muhammad Yamin. Hal itu karena ia disebut-sebut sebagai salah satu dari sejumlah pelaku kudeta yang terjadi usai Kemerdekaan Indonesia pada 3 Juli 1946.
Baca Juga: Anak 6 Tahun Dicabuli Oknum Marbot Masjid di Cilegon, Pelaku Bawa Korban ke Dalam Kontrakan
Muhammad Yamin menempati 26 tempat penahanan berbeda dalam dua tahun setelah maklumatnya dianggap sebagai kudeta. Tetapi, setelah merasakan 26 tempat penahanan, Yamin mendapat grasi dari Presiden Soekarno.
Setelah bebas, Muhammad Yamin menempati sejumlah posisi menteri selama Soekarno menjabat ssbagai Presiden pertama Indonesia.
Sastrawan yang gemar membaca
Berikutnya, Muhammad Yamin dikenal sebagai tokoh yang sangat suka membaca sejak kecil.
Baca Juga: Terbaru! 15 Twibbon Hari Sumpah Pemuda Gratis dan Desain Unik, Cocok Dipajang di Medsos
Kesukaannya dalam bacaan dan ilmu tertuang dalam buku karya Momon Abdul Rahman yang berjudul Muhammad Yamin: Sosok Seorang Nasionalis yang terbit pada tahun 2005.
Lalu, kenapa Muhammad Yamin disebut sebagai seorang sastrawan? Hal itu tak lepas dari beberapa karyanya yang terbit pada tahun 1922 dengan judul Tanah Air yang berisi kumpulan sonetanya.
Puisi dengan judul yang sama, yaitu Tanah Air yang ditulis Muhammad Yamin pada umur 17 tahun pernah dimuat dalam majalah Jong Sumatra pada Juli 1920.
Baca Juga: Mengenal Sejumlah Tokoh di Balik Peristiwa Sumpah Pemuda yang Diperingati Setiap 28 Oktober
Selain itu, Muhammad Yamin juga sempat menerbitkan buku puisi keduanya dengan judul Indonesia, Tumpah Darahku.
Dalam puisi dengan judul yang sama, yaitu Indonesia Tumpah Darahku yang ditulis pada 26 Oktober 1928, menjelang Kongres Sumpah Pemuda.***
Sentimen: positif (97.7%)