Sentimen
Negatif (76%)
29 Okt 2022 : 22.11

Pilpres 2024 Tak Hanya Pertarungan Capres Cawapres, Tetapi Tiga King Maker Ini

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

29 Okt 2022 : 22.11
Pilpres 2024 Tak Hanya Pertarungan Capres Cawapres, Tetapi Tiga King Maker Ini

POJOKSATU.id, JAKARTA – Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 mendatang tak hanya akan jadi pertarungan capres cawapres saja tetapi juga bakal menjadi pertarungan king maker.

Ada tiga king maker yang diprediksi bakal bertarung mati-matian di Pilpres 2024. Di antaranya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), Megawati Soekarnoputri, dan Surya Paloh.

Hal itu sebagaimana analisa pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Eksposit Strategic, Arif Susanto.

“Dari tiga ini akan bertarung sebagai king maker,” kata Arif dikutip Pojoksatu.id dari akun YouTube Para Syndicate, Sabtu, 29 Oktober 2022.


Ia melihat para king maker bakal bertarung di Pilpres 2024, seperti Surya Paloh mulai kelihatan memainkan manuvernya.

-

Anies Baswedan Bingung Sosok Cawapres, Jusuf Kalla Beri Contoh Boediono dan Maruf Amin

“Siapa yang sudah bertarung yang sudah kelihatan? Surya Paloh, dia tampak ingin menjadi seorang king maker,” ucapnya.

Kemudian, soal Jokowi, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga dianggap sebagai ‘king maker’ dalam Pilpres 2024.

Menurut Arif, Jokowi ingin menjaga kepentingan diri dan kelompoknya setelah masa jabatan berakhir pada 2024.

Jokowi dinilai tidak hanya ingin memberikan legacy atau peninggalan berupa infrastruktur, tetapi juga politik.

“Dan salah satu caranya, presiden berikutnya punya kedekatan politik minimal dengan Jokowi,” ujar Arif.

-

Daripada Hadang Laju Puan Nyapres 2024, Jokowi dan Ganjar Disarankan Buat Parpol Sendiri

Sosok king maker ketiga yaitu Megawati Soekarnoputri. Politisi senior itu bahkan disebut sebagai king maker sesungguhnya.

Arif menyoroti langkah politik Megawati untuk Pilpres yang belum terlihat hingga kini dinilai sebagai bagian strategi sebagai ‘the real king maker’.

“Langkah-langkah Bu Mega sedang ingin menegaskan, kalian perlu tahu siapa kekuasaan di sini,” katanya.

“Ada kecenderungan bahwa semakin kuat Jokowi mendorong figur tertentu, katakan lah (maka) semakin kuat resistensi Bu Mega,” pungkas Arif. (mufit/pojoksatu)

 

 

Sentimen: negatif (76.2%)